Rabu, 22 Februari 2023 9:18:30 WIB

Irak menandatangani kesepakatan energi dengan perusahaan Tiongkok  dan UEA untuk mengembangkan ladang minyak dan gas
Ekonomi

AP Wira

banner

Ilustrasi, Ladang minyak di Irak[foto: boobastis.com]

BAGHDAD, Radio Bharata Online  - Irak pada Selasa(21/2) menandatangani kesepakatan dengan dua perusahaan Tiongkok dan satu perusahaan Uni Emirat Arab (UEA) untuk mengembangkan enam ladang minyak dan gas sebagai bagian dari upayanya meningkatkan produksi gas alam yang sangat dibutuhkan untuk pembangkit listrik.

Dalam upacara penandatanganan di Kementerian Perminyakan Irak di Baghdad, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia' al-Sudani mengucapkan selamat kepada semua pihak atas penandatanganan kontrak untuk lelang energi kelima yang diadakan pada tahun 2018,

al-Sudani. Mengatakan, “Reformasi di sektor minyak adalah investasi optimal untuk kekayaan minyak, dan masuknya Irak ke pasar gas global adalah opsi yang telah kami rencanakan dan akan kami terapkan,”

Ia menambahkan, "Salah satu penyebab utama krisis listrik (di Irak) adalah kekurangan bahan bakar. Kami akan mencapai swasembada gas dalam waktu tiga tahun untuk memenuhi semua kebutuhan kami,"

Pada April 2018, Irak mengadakan kompetisi dalam babak penawaran untuk izin eksplorasi dan pengeboran minyak dan gas di enam blok di Irak timur dan selatan. Sebuah perusahaan minyak UEA dan dua perusahaan minyak Tiongkok memenangkan penawaran dan diberikan lisensi.

 Setelah memperoleh izin, kementerian menandatangani dua kontrak awal dengan Perusahaan Geo-Jade Petroleum China untuk mengembangkan blok Naft Khana di provinsi timur Diyala dan Huwieza di provinsi tenggara Maysan.

Sementara itu  itu Irak juga menandatangani kontrak awal dengan perusahaan China lainnya, United Energy Group (UEG), untuk mengembangkan blok al-Sindibad di provinsi selatan Basra. Selain itu, kementerian menandatangani tiga kontrak awal dengan perusahaan Crescent Petroleum UEA untuk mengembangkan tiga blok di Kilabat-Gumar dan Khashim al-Hmer-Injana di provinsi Diyala timur Irak, dan Khudhr al-Maa di provinsi selatan Basra.

Seperti diketahui, Irak, merupakan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), memiliki lebih dari 145 miliar barel cadangan minyak terbukti dan 132 triliun kaki kubik cadangan gas alam terbukti. Perekonomian Irak sangat bergantung pada ekspor minyak mentah, yang menyumbang lebih dari 90 persen pendapatan negara.(people's daily)

Komentar

Berita Lainnya

Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi

Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB

banner