Kamis, 20 Mei 2021 5:8:23 WIB
AS Terus Tekan Junta Myanmar dengan Sanksi
Sosial Budaya
Kinar Lestari
Ilustrasi Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar (Tatmadaw), Jenderal Min Aung Hlaing. (REUTERS/STRINGER)
Amerika Serikat kembali menjatuhkan sanksi kepada 16 pejabat tinggi junta Myanmar yang terlibat kudeta beserta keluarga, dengan alasan mendukung aksi kekerasan terhadap gerakan pro-demokrasi.
Sanksi itu melarang perusahaan dan warga AS serta korporasi lain, termasuk bank, di seluruh dunia melakukan transaksi dengan junta militer Myanmar.
Sanksi itu juga membekukan aset milik orang-orang yang menjadi target yang berada di bawah wilayah hukum AS.
Dilansir AFP, mereka yang dijatuhi sanksi oleh Kementerian Keuangan AS adalah empat jenderal pemerintah junta, tujuh menteri, ketua Komisi Pemilihan Umum Myanmar yang pro-militer, dan gubernur Bank Sentral Myanmar.
Sementara itu, tiga anak dari pejabat pemerintah junta juga kembali dijatuhi sanksi tambahan.
"Militer Myanmar menindas gerakan pro-demokrasi dengan kekerasan dan serangan menggunakan senjata mematikan, termasuk menyerang anak-anak," demikian isi pernyataan Kemenkeu AS.
Langkah AS juga diikuti oleh Kemenkeu Inggris dan Kanada. Kedua negara itu turut menjatuhkan sanksi tambahan kepada para petinggi junta Myanmar.
Sejumlah negara Barat sudah menjatuhkan sanksi kepada junta Myanmar sejak kudeta bergulir pada 1 Februari lalu. Tujuannya untuk menekan junta militer mengembalikan kekuasaan ke pemerintahan terpilih dan menjalankan praktik demokrasi.
Akan tetapi, nampaknya hal itu belum bisa membuat junta Myanmar tunduk.
Sementara itu, jumlah korban tewas dalam gejolak politik di Myanmar sejak kudeta sampai saat ini dilaporkan mencapai 802 orang. Jumlah itu berdasarkan catatan lembaga Perhimpunan Bantuan Tahanan Politik Myanmar (AACP).
Selain itu, AAPP menyatakan jumlah penduduk Myanmar yang ditahan akibat menentang kudeta sudah mencapai 4.120 orang. Sebanyak 20 orang di antaranya dijatuhi hukuman mati.
Komentar
Berita Lainnya
Impian Ren Zhe menggabungkan budaya melalui karyanya Sosial Budaya
Selasa, 4 Oktober 2022 17:3:36 WIB
TING BAATAR Delegasi yang mengabdikan diri untuk membantu orang Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 17:36:8 WIB
Kanal Besar Menyaksikan Perubahan Hangzhou dari Pusat Industri Menjadi Permata Budaya Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB
Demam Bersepeda Perkotaan Mencerminkan Pembangunan Yang direncanakan, Beralih ke Gaya Hidup Hijau Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB
Bali memperingati Maulid Nabi 1444 H dengan menampilkan Tari Rodat Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB
Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB
Meningkatnya Populasi panda penangkaran global Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB
80 Persen kapas di Petik oleh Mesin Pemanen di Xinjiang Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB
Musik Tradisional di Kota Es Harbin Daya Tarik Wisata Global Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB
Transformasi Bekas Kompleks Industri di Liaoning Menjadi Taman Budaya Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB
Hong Kong Freespace Jazz Fest hadir kembali, menampilkan Jill Vidal, Eugene Pao dan Ted Lo Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB
Perlindungan Digital Pada Situs Gua Berusia 1600 tahun Di Kota Zhangye Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB
Situs Warisan Budaya, Memperkokoh Kepercayaan Bangsa Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 8:21:51 WIB
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
Wang Yaping: Impian Terbesarku adalah Kembali Terbang ke Luar Angkasa Sosial Budaya
Jumat, 4 November 2022 18:6:41 WIB