Sabtu, 25 Maret 2023 12:22:32 WIB
Tiongkok Marah! AS Kirim Kapal Perang ke Laut Tiongkok Selatan
International
AP Wira
Kapal perang di Laut Tiongkok Selatan (Intelligence Specialist 1st Class John J Torres)
JAKARTA, Radio Bharata Online - Amerika Serikat (AS) mengirim kapal perang ke perairan dan gugus kepulauan yang disengketakan di Laut Tiongkok Selatan. Langkah itu disambut 'amarah' oleh Tiongkok.
AS mengatakan bahwa USS Milius tengah "menegaskan hak navigasi di perairan internasional". Namun, lokasi pelayaran dekat dengan Kepulauan Paracel, gugus pulau yang disengketakan namun diklaim kepemilikannya oleh Tiongkok. Di samping Tiongkok, Kepulauan Paracel juga diklaim oleh Taiwan dan Vietnam.
Tan Kefei juru bicara Kemhan Tiongkok pada Jumat 24 Maret 2023 lalu, dengan tegas menuntut AS untuk segera menghentikannya tindakan provokatif, jika tidak maka akan menanggung konsekuensi dari insiden yang tidak terduga
Sementara itu, Armada ke-7 Angkatan Laut AS.Angkatan Laut AS mengatakan, "Klaim maritim yang melanggar hukum dan luas di Laut Tiongkok Selatan menimbulkan ancaman serius bagi kebebasan laut, termasuk kebebasan navigasi dan penerbangan, perdagangan bebas dan kebebasan peluang ekonomi bagi negara-negara pesisir Laut Tiongkok Selatan,"
Insiden ini adalah hari kedua berturut-turut dari perselisihan antara dua negara besar di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Tiongkok Selatan. Seperti diketahui, Pada Kamis 23 Maret, USS Milius juga berlayar di dekat Paracel. Tiongkok merespons dengan mengatakan bahwa AL dan Angkatan Udara-nya telah mengusir kapal Amerika itu. Namun AS membantahnya.
AS sendiri diketahui tidak memiliki klaim atas Laut Tiongkok Selatan,tetapi telah mengerahkan aset Angkatan Laut dan Angkatan Udara selama beberapa dekade untuk berpatroli di jalur air strategis ini. Washington menyatakan bahwa kebebasan navigasi dan penerbangan di atas jalur air tersebut berada di kepentingan nasional Amerika.
Pasukan AS saat ini beroperasi di Laut Tiongkok Selatan setiap hari Tiongkok menanggapi dengan marah, dan menuduh AS mencampuri urusan Asia dan melanggar kedaulatannya.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB