Senin, 6 Maret 2023 11:3:32 WIB
Aksi Protes Pengiriman Senjata ke Ukraina
International
masmo/CMG
Para pengunjuk rasa berkumpul di Hofburg, pusat kota Wina, melambai-lambaikan spanduk dan meneriakkan slogan-slogan menentang Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan pengiriman senjata ke UE. (CMG)
Radio Bharata Online - Ratusan warga Austria berkumpul dan berbaris di jalan-jalan Wina pada hari Minggu untuk memprotes pengiriman senjata ke Ukraina dan menyerukan netralitas Austria.
Para pengunjuk rasa berkumpul di Hofburg, pusat kota Wina, melambai-lambaikan spanduk dan meneriakkan slogan-slogan menentang Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan pengiriman senjata ke UE.
“Austria netral dan kami ingin tetap netral karena kami tidak ingin terlibat dalam perang apa pun. Tetapi sebagai bagian dari Uni Eropa, kami terpaksa mendukung apa pun yang diputuskan Uni Eropa. Jadi jika mereka memutuskan untuk mengirimkan senjata, kami mengirimkan senjata. Dan kami pikir mengirimkan senjata tidak akan pernah bisa membawa perdamaian,” kata Brigitte Fink, seorang warga Wina.
Karena menjaga kenetralan adalah praktik yang biasa dilakukan Austria, banyak warga Austria telah menyuarakan penentangan mereka untuk terlibat dalam konflik antara Rusia dan Ukraina dan mengikuti UE untuk mengirimkan senjata.
"Kami memiliki eskalasi yang cukup dan kami juga harus mengatakan berapa banyak perang yang menjadi tanggung jawab Amerika? Jadi semua perang dimulai dengan Amerika, karena ini adalah bisnis bagi mereka. Menjual senjata adalah bisnis," kata Fink.
NATO dan UE telah mengirim amunisi ke Ukraina sejak gejolak itu. Pengiriman senjata telah memperburuk situasi dan tidak membawa harapan untuk segera mengakhiri perang.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan secara terbuka pada bulan Februari bahwa NATO perlu "meningkatkan produksi" amunisi karena tingkat penggunaan Ukraina menghabiskan kapasitas saat ini dan menguras stok.
Banyak negara, termasuk China, menyerukan resolusi damai untuk konflik selama setahun.(CMG)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB