Pembangunan Komunitas Senasib Sepenanggungan Lalu Lintas Global Didorong oleh “Tanggung Jawab Tiongkok”
CRI Online

7
Dalam Buku Putih Pembangunan Berkelanjutan Lalu Lintas Tiongkok yang dirilis pada 22 Desember yang lalu, Tiongkok menyatakan telah sungguh-sungguh melaksanakan agenda pembangunan berkelanjutan 2030 PBB, aktif berpartisipasi dalam pembenahan lalu lintas global, meningkatkan pertukaran dan kerjasama internasional, menyumbangkan kecerdasan dan kemampuan Tiongkok demi pembangunan berkelanjutan global dan pembentukan komunitas senasib sepenanggungan umat manusia.
Terhitung sampai akhir tahun 2019, panjang keseluruhan jalur kereta api Tiongkok mencapai 139 ribu kilometer, di antaranya jarak lintasan kereta cepat melampaui 35 ribu kilometer, menduduki nomor satu di dunia, jarak jalan raya mencapai 5,01 juta km, di antaranya jarak jalan tol sepanjang 150 ribu km, menduduki nomor satu di dunia. Paket catatan “nomor satu” yang tertuang dalam Buku Putih itu menandakan, kini Tiongkok sudah menjadi negara besar perhubungan lalu lintas, dan sedang berkembang ke negara kuat lalu lintas.
Sebagai negara yang bertanggung jawab, di samping mendorong pembangunan infrastruktur di dalam negeri, Tiongkok masih memperdalam kerjasama dengan berbagai negara dalam pembangunan infrastruktur lalu lintas untuk mendorong perkembangan lalu lintas dan ekonomi global. Dengan upaya bersama berbagai negara terkait, kini kerangka kerjasama “enam koridor, enam jalan raya, multi negara dan multi pelabuhan” yang diajukan Tiongkok berdasarkan kerjasama dan peta jalan Satu Sabuk Satu Jalan sudah terbentuk pada pokoknya. Berbagai sumber dari berbagai wilayah bergerak secara teratur dan berfungsi secara optimal, sehingga telah mewujudkan perkembangan bersama antara berbagai negara dan daerah.
Sebagai pendukung tegas multilateralisme, Tiongkok aktif mendorong reformasi sistem pembenahan lalu lintas global. Buku putih itu menunjukkan, Tiongkok selalu melaksanakan tugas dan kewajiban dirinya, terus memperluas lingkup kerjasama dan keterbukaan di bidang lalu lintas, serta memberikan kontribusi di bidang pengentasan kemiskinan, pencegahan polusi dan perkembangan ekonomi. Khususnya selama pandemi mewabah pada tahun ini, Tiongkok dengan sekuat tenaga menjamin transportasi barang-barang bantuan penanggulangan wabah, aktif mendorong penanggulangan wabah dan pemulihan ekonomi global.
Menurut rencana, Tiongkok akan berkembang menjadi negara kuat lalu lintas pada tahun 2035. Dapat diprakirakan, Tiongkok yang selalu menomorsatukan rakyat, akan terus mendorong perkembangan lalu lintas berkualitas, memperdalam interkonektivitas global, meningkatkan pertukaran antar masyarakat berbagai negara, dan memperlihatkan “tanggung jawab Tiongkok” selayaknya demi pembentukan komunitas senasib sepenanggungan umat manusia.