FLORIDA, Radio Bharata Online – Badan antariksa AS NASA, telah dipaksa untuk kembali menunda peluncuran misi Artemis One yang ambisius. Ini adalah penundaan kedua kalinya dalam seminggu. Penundaan ini dipilih, setelah tim peluncuran gagal menyelesaikan kebocoran hidrogen cair, pada Sabtu sore waktu setempat (3/9/2022). Para analis luar angkasa menyebutk penundaan ini sebagai perkembangan yang "mengecewakan tapi tidak mengejutkan".
Hidrogen cair adalah salah satu bahan bakar yang biasa digunakan dalam peluncuran roket utama. Kebocoran tersebut membuat tim peluncuran tidak dapat mengisi tangki hidrogen cair. Kebocoran ini juga bukan yang pertama kalinya mengganggu upaya pengisian bahan bakar roket, seperti yang terjadi selama gladi bersih, dan percobaan pertama peluncuran. Namun pejabat NASA menggambarkan kebocoran pada hari Sabtu, sebagai yang jauh lebih besar.
Kegagalan itu memaksa roket Space Launch System (SLS) dan pesawat ruang angkasa Orion, untuk kembali ke Gedung Perakitan Kendaraan, kecuali NASA mengabaikan untuk tetap berada di landasan peluncuran sampai ada upaya lain.
Administrator NASA Bill Nelson mengatakan, bahwa Pesawat Ulang-alik itu akan dikirim kembali ke Gedung Perakitan Kendaraan, maksimal 20 kali sebelum diluncurkan. Dan biaya dua kali penundaan, jauh lebih sedikit daripada kegagalan.
Nelson mengatakan tim-tim ini telah bekerja keras, dan itulah kesimpulan yang mereka dapatkan. Menurutnya kegagalan ini adalah bagian dari program luar angkasa, di mana keselamatan adalah yang teratas dalam daftar.
Namun terlepas dari penundaan Artemis 1, Nelson mengatakan bahwa rencana NASA untuk meluncurkan Artemis 2 pada tahun 2024 dan Artemis 3 pada tahun 2025 tidak berubah.
Wang Ya'nan, pemimpin redaksi majalah Aerospace Knowledge yang berbasis di Beijing, kepada Global Times pada hari Minggu (04/9/2022) mengatakan, bahwa NASA dapat segera menemukan masalah dengan presisi, dan itu menunjukkan kematangan teknologi peluncuran ruang angkasa AS. Menurut Wang, mencegah potensi risiko selama peluncuran adalah praktik umum di industri ini.