Rabu, 7 Desember 2022 8:33:51 WIB
Mirip, Kenali Beda Asma Biasa dan Asma PPOK
Kesehatan
Bagas Sumarlan - Radio Bharata Online
Ilustrasi. Sesak napas jadi gejala penyakit asma dan PPOK. (iStockphoto)
JAKARTA, Radio Bharata Online - Asma tidak boleh disepelekan. Apalagi, jika asma disebabkan oleh penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Apa bedanya asma biasa dan asma PPOK?
Memperingati Hari PPOK Sedunia yang jatuh hari ini, dokter spesialis paru-konsultan Arief Bakhtiar mengatakan bahwa PPOK adalah pembunuh terbanyak ketiga di dunia. Berdasarkan data global, setidaknya 384 juta orang terkena PPOK.
"Penyakit ini baru tampak di usia tua, biasanya disertai komorbid penyakit jantung, gangguan otot, penyakit metabolik, osteoporosis," kata Arief dalam konferensi pers virtual bersama Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Rabu (16/11), dikutip CNN Indonesia.com.
Salah satu gejala khas PPOK adalah asma atau sesak napas. Namun, gejala ini kerap diabaikan sebab orang menganggap itu hanya asma atau sesak napas biasa.
Akan tetapi, Arief berkata asma biasa dan asma PPOK itu berbeda.
Asma biasa:
- kemunculan asma sejak usia muda,
- ada faktor genetik atau memiliki
keluarga dengan asma,
- rasa sesak hilang timbul,
- sesak kambuh saat ada pemicu.
Asma PPOK:
- kemunculan asma di usia tua, biasanya di atas 40 tahun,
- faktor risikonya pajanan asap, kebiasaan merokok,
- rasa sesak menetap,
- sesak napas sifatnya progresif atau makin parah.
Selain asma, Anda juga perlu mengenal gejala khas PPOK lain yakni:
- batuk berdahak dalam waktu lama,
- cepat merasa lelah atau ngos-ngosan padahal hanya melakukan aktivitas ringan.
PPOK, kata Arief, bisa semakin memburuk jika tidak ditangani. Fungsi paru pasien semakin buruk sehingga mudah sesak. Saat mudah sesak, kualitas hidup jelas menurun.
"Mau makan saja sesak, mau pakai baju sesak, aktivitas ringan jadi sulit. Yang terburuk gagal napas. Gagal napas itu kondisi saat paru tidak mampu mengeluarkan karbon dioksida dengan baik dan menghirup oksigen dengan baik," jelasnya.
Jika menemukan gejala-gejala ini, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter. Dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memberikan diagnosis.
Komentar
Berita Lainnya
BPOM Temukan 718.791 Vitamin Ilegal Dijual di Online Shop Selama Pandemi Covid-19 Kesehatan
Kamis, 6 Oktober 2022 13:37:0 WIB
Singapura Hadapi Subvarian Omicron Baru XBB, Harian Naik Lagi 9 Ribu Kasus Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 10:23:40 WIB
Jokowi: 80 Persen Vaksin COVID-19 yang Digunakan Indonesia Berasal dari RRT Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 13:43:44 WIB
Wanita dengan Dada Besar Lebih Gampang Kena Kanker Payudara? Kesehatan
Selasa, 18 Oktober 2022 9:49:9 WIB
Kemenkes: Apotek-Nakes Setop Sementara Obat Sirup! Kesehatan
Rabu, 19 Oktober 2022 8:56:53 WIB
Daftar Obat Sirup yang Dilarang dan Ditarik BPOM Kesehatan
Jumat, 21 Oktober 2022 10:15:51 WIB
Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan
Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB
Shanghai Mulai Berikan Vaksin Booster COVID-19 yang Dihirup Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:8:34 WIB
Pemerintah Gratiskan Biaya Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Akut Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:21:29 WIB
WHO Rilis Peringatan 8 Obat Sirup yang Dilarang BPOM RI Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 15:32:48 WIB
Corona Kembali Meningkat, Pemerintah Prediksi Puncaknya 1-2 Bulan Lagi Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 18:46:33 WIB
5 Kebiasaan Penyebab Sariawan, Bukan Kurang Makan Buah Kesehatan
Sabtu, 5 November 2022 7:23:52 WIB
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB
Vaksin Covid-19 Direkomendasikan Jadi Imunisasi Rutin Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:47:25 WIB
Delta Sungai Yangtze Tingkatkan integrasi melalui digitalisasi Kesehatan
Sabtu, 27 Agustus 2022 1:59:36 WIB