Rabu, 9 November 2022 14:14:10 WIB

Cerita BPOM Temukan EG dan DEG 100 Persen di Zat Pelarut Obat
Kesehatan

Bagas Sumarlan - Radio Bharata Online

banner

Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan kandungan EG dan DEG ditemukan 100 persen pada zat kimia pelarut obat propilen glikol. (CNN Indonesia/Khaira Ummah Junaedi Putri)

Radio Bharata Online - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menyebut kandungan etilen glikol (EG) dan diatilen glikol (DEG) ditemukan hampir 100 persen dalam bahan kimia berlabel propilen glikol. Bahan itu digunakan oleh industri farmasi sebagai zat pelarut dalam obat sirop.
Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan bahwa temuan ini didapat setelah pihaknya melakukan uji sampel bahan kimia dari distributor atau pemasok bahan kimia ke perusahaan pembuat obat.

BPOM, kata Penny, mengambil 12 sampel bahan kimia dengan label propilen glikol. Hasil uji menunjukkan, 9 dari 12 sampel itu mengandung ED dan DEG jauh di atas ambang batas yang ditetapkan.

Sampel tersebut merupakan bahan kimia dengan label propilen glikol yang dikeluarkan atau didistribusikan oleh CV Samudera Chemical.
"Bahan baku yang seharusnya 0,1 persen, [pada] 9 sampel terdeteksi mengandung 52 persen. Bahkan ada yang sampai 99 persen. Hampir 100 persen kandungan EG dan DEG, bukan propilen glikol," kata Penny dalam konferensi pers yang digelar secara daring, Rabu (9/11).

Menurut Penny, apa yang dilakukan perusahaan juga tergolong penipuan. Sebab, yang dituliskan pada label kemasan adalah 'propilen glikol'. Padahal, isinya hampir 100 persen EG dan DEG.
"[EG dan DEG adalah] dua pencemar yang justru bisa menyebabkan gagal ginjal akut hingga kematian," kata dia, di kutip dari CNN Indonesia.com.

Bukan hanya itu, pihaknya juga menemukan kandungan EG dan DEG pada dua sampel lain yang diuji. Kandungan EG dan DEG di bahan kimia dengan label sorbitol ditemukan cukup tinggi, mencapai 1,34 persen.
"Dari distributor ini kita sudah amankan banyak bahan baku, ada beberapa drum yang sudah kita amankan," kata Penny.

Dalam kesempatan itu, Penny kemudian meminta perusahaan farmasi dan makanan yang pernah menjalin kerjasama dengan pemasok tersebut segera melakukan uji laboratorium. Dia meminta agar mereka memeriksa semua kandungan kimia yang digunakan dalam produk masing-masing.

"Segera lakukan uji sampling, terutama terhadap perusahaan-perusahaan yang pernah dan masih menjalin kerja sama," kata dia.
Sebagaimana diketahui, EG dan DEG menjadi biang kerok maraknya kasus gagal ginjal akut pada anak yang menyebabkan kematian.
Sampai saat ini, data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat sebanyak 324 anak di Indonesia terkena gagal ginjal akut. Sebanyak 190 di antaranya dilaporkan meninggal dunia.
Gagal ginjal akut sendiri merupakan kondisi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba. Jika terlambat ditangani, kondisi ini bisa berujung fatal, termasuk menyebabkan kematian.

 

Komentar

Berita Lainnya

Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan

Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB

banner
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan

Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB

banner