SOLO, Radio Bharata Online - Kota Solo di Jawa Tengah memiliki aneka jenis makanan khas yang lezat dan menggugah selera. Kekayaan kuliner di Kota Bengawan ini merupakan kearifan lokal yang perlu dilestarikan. Sampai saat ini, ada beberapa jenis makanan khas dan populer di Kota Solo yang ternyata merupakan warisan etnis Tionghoa
Sebagai pusat kerajaan, orang yang tinggal di Solo bukan hanya pribumi, tetapi dari berbagai bangsa seperti Belanda dan Tiongkok . Itulah sebabnya ada beberapa resep makanan khas Solo yang lahir dari perpaduan budaya dua bangsa.
Kota Solo memiliki kawasan pecinan yang terletak di Kelurahan Sudiroprajan, Kecamatan Jebres. Dalam buku Kehidupan Dunia Kraton Surakarta dari 1830 hingga 1939 karya Darsiti Soeratman yang terbit pada 1989 dijelaskan bahwa etnis Tionghoa di Solo memiliki tempat tersendiri yang diatur sejak zaman kolonial Belanda.
Keberadaan kampung pecinan untuk orang Tionghoa kala itu dimaksudkan agar gerak-gerik mereka mudah diawasi. Adapun lokasi pecinan di Kota Solo ini berada di sekitar Pasar Gede. Keberadaan etnis Tionghoa ini pun memengaruhi keragaman kuliner di Kota Solo.
Bakmi goreng
Menjadi salah satu makanan yang populer di kalangan masyarakat Kota Bengawan. Ada banyak kedai yang menjajakan makanan ini. Namun, tahukah Anda jika bakmi sebenarnya merupakan makanan warisan Tionghoa?
Bakmi merupakan makanan yang dibawa oleh orang Tionghoa sejak berabad-abad lalu ke Indonesia. Bahkan, bakmi bisa dibilang sebagai salah satu makanan pokok orang Tiongkok .
Meski demikian, bakmi di Solo memiliki cita rasa yang jauh berbeda dengan bakmi asal Tiongkok, baik dari segi rasa, cara penyajian, dan bumbu yang digunakan.
Bakmi di Tiongkok biasanya disajikan dengan kuah yang sangat berbumbu. Sementara orang Solo lebih menyukai bakmi goreng dengan bumbu sederhana, seperti lada, garam, penyedap rasa, kecap, dan minyak wijen.
Nasi goreng
Nasi goreng yang diklaim sebagai makanan terlezat di dunia dari Indonesia ternyata bukan benar-benar asli negara ini. Nasi goreng bisa dibilang sebagai salah satu makanan tertua di dunia.
Makanan yang mudah dijumpai di Kota Solo itu ternyata kali pertama ditemukan masyarakat Tionghoa pada 400 tahun sebelum Masehi. Ide awalnya adalah memanfaatkan kembali nasi sisa yang berlebih.
Berbeda dengan nasi goreng kampung khas Solo yang cita rasanya manis gurih. Berbeda dengan rasa nasi goreng Tiongkok lebih polos dan warnanya cenderung putih. Nasi goreng di Tiongkok biasanya disajikan dengan potongan daging babi, udang, kacang polong, dan daun bawang.
Belum lengkap rasanya jika bertandang ke Solo tanpa mencicipi timlo. Namun, tahukah Anda jika makanan khas Solo ini merupakan warisan orang Tiongkok?
Timlo
Nama timlo mirip dengan kimlo, salah satu sup populer di Tiongkok. Awalnya, para pedagang Tionghoa di Solo yang memperkenalkan kimlo di Tiongkok biasa disajikan dengan daging babi sebagai bahan utama.
Seiring perkembangan zaman, makanan ini pun cukup diminati oleh berbagai kalangan, hingga akhirnya penggunaan daging babi digantikan dengan ayam dan telur. Modifikasi resep itulah yang menjadi cikal bakal timlo sebagai makanan khas Solo.
Tahok
Tahok atau wedang tahu yang populer di Kota Solo ternyata juga termasuk makanan warisan Tiongkok. Makanan yang biasa disantap untuk sarapan itu pun mengalami perubahan besar dari resep aslinya.
Dulu, di Tiongkok semangkuk tahok berisi sari tahu, kuah jahe, udang rebon, kecap asin, sayur, serta daun bawang dan daun ketumbar. Namun, kini masyarakat Solo hanya mengenal tahok sebagai makanan dari sari tahu berkuah air jahe yang manis dan hangat.
https://www.solopos.com/5-makanan-khas-solo-ini-ternyata-warisan-tionghoa-1247442.
Solopos.com