Kamis, 16 Maret 2023 16:58:59 WIB

Pemulihan hubungan Korea Selatan dan Jepang berlangsung di tengah Peluncuran Rudal
International

Endro

banner

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan istrinya Kim Keon-hee tiba di Bandara Internasional Tokyo (Bandara Haneda) di Tokyo, Jepang pada 16 Maret 2023. REUTERS/Issei Kato

TOKYO/SEOUL, Radio Bharata Online - Para pemimpin Jepang dan Korea Selatan berjanji untuk mengakhiri permusuhan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, dalam sebuah pertemuan pada hari Kamis, mengesampingkan sejarah mereka yang sulit, dan mengatakan bahwa mereka perlu bekerja sama lebih erat untuk mengatasi tantangan keamanan di kawasan itu.

Komentar dari Yoon Suk Yeol dari Korea Selatan dan Fumio Kishida dari Jepang pada pertemuan bersama di Tokyo, menyoroti bagaimana kedua sekutu AS itu telah didorong untuk lebih dekat, oleh peluncuran rudal yang sering dilakukan oleh Korea Utara, serta meningkatnya kekhawatiran tentang peranan Tiongkok yang lebih dominan di panggung internasional.

Kunjungan Yoon ke Jepang pada hari Kamis merupakan yang pertama bagi presiden Korea Selatan dalam 12 tahun terakhir. Pentingnya situasi keamanan regional - dan ancaman yang ditimbulkan oleh Korea Utara, mendapat sorotan luas dalam beberapa jam sebelum kedatangan Yoon, ketika Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak jauh (ICBM) yang mendarat di laut, antara semenanjung Korea dan Jepang.

Kedua negara juga sepakat, untuk membatalkan perselisihan perdagangan selama hampir empat tahun, mengenai bahan berteknologi tinggi yang digunakan untuk chip, sebuah masalah yang telah membayangi hubungan mereka, bahkan ketika kepentingan politik semikonduktor dan mengamankan pasokannya, telah meningkat.

Yoon, dalam sambutannya saat mereka saling berhadapan di seberang meja mengatakan, pertemuan hari ini dengan Perdana Menteri Kishida memiliki arti khusus, untuk memberi tahu rakyat kedua negara bahwa hubungan Korea Selatan-Jepang, yang telah melalui masa-masa sulit karena berbagai masalah yang tertunda, kini berada di titik awal yang baru.  Menyinggung peluncuran ICBM Korea Utara, Yoon mengatakan, ancaman nuklir dan rudal Korea Utara yang terus meningkat merupakan ancaman besar tidak hanya bagi Asia Timur, tetapi juga bagi perdamaian dan stabilitas internasional.

Sementara Kishida merasa senang bahwa kesempatan untuk menjalin hubungan terjadi pada musim semi yang hangat.

Keduanya mengatakan akan memulai kembali "diplomasi antar-jemput" yang sebelumnya terhenti, yaitu kunjungan rutin antara kedua pemimpin.

Jepang akan menghapus pembatasan ekspornya ke Korea Selatan untuk bahan-bahan penting untuk layar smartphone dan chip, sementara Seoul akan mencabut pengaduan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terhadap Tokyo.

Tokyo memberlakukan pembatasan pada tahun 2019, karena ketegangan atas perselisihan yang telah berlangsung selama beberapa dekade dengan Seoul semakin dalam. Pengumuman pada hari Kamis, kemungkinan akan dilihat sebagai tanda keinginan Yoon dan Kishida, untuk menghadirkan front persatuan melawan ketegangan regional yang meningkat, dan bekerja sama dalam rantai pasokan. Dengan demikian, mereka ingin melupakan permusuhan selama bertahun-tahun yang dipicu oleh pendudukan Jepang pada tahun 1910-1945 di semenanjung Korea.

Lembaga penyiaran Jepang, NHK melaporkan, kedua pemimpin bersiap untuk mengonfirmasi dimulainya kembali dialog keamanan bilateral yang telah ditangguhkan sejak tahun 2018.  (Reuters)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner