Beijing, Radio Bharata Online - Otoritas Tiongkok telah mengeluarkan rencana kerja untuk mendukung kestabilan operasional dan peningkatan struktural industri bajanya, ungkap Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi atau Ministry of Industry and Information Technology (MIIT) Tiongkok pada hari Senin (22/9).

Untuk periode 2025 hingga 2026, industri baja Tiongkok harus menargetkan pertumbuhan output nilai tambah pada tingkat tahunan rata-rata sekitar 4 persen, dengan kinerja ekonomi yang lebih baik, keseimbangan pasokan dan permintaan pasar yang lebih baik, serta struktur industri yang lebih optimal, demikian menurut rencana yang dirilis bersama oleh MIIT dan empat lembaga pemerintah lainnya.

Menurut para ahli, dukungan untuk industri vital tersebut sebagian besar akan melibatkan optimalisasi pasar.

"Rencana kerja ini semakin memperkuat koordinasi antara penawaran dan permintaan, mendorong keseimbangan dinamis di pasar, dan secara efektif menstabilkan ekspektasi industri," kata Zhang Longqiang, Kepala Institut Informasi dan Standardisasi Metalurgi Tiongkok.

Selain itu, rencana kerja tersebut juga menyatakan bahwa manajemen industri sektor baja harus diperkuat untuk mengurangi kapasitas produksi yang terbelakang dan tidak efisien, mendukung perusahaan yang kompetitif, dan mendorong pasar yang seimbang.

Rencana kerja itu pun menambahkan bahwa inovasi teknologi dalam industri baja perlu ditingkatkan untuk meningkatkan pasokan produk kelas atas, meningkatkan kualitas material curah, dan menstabilkan pasokan bahan baku dan bahan bakar.

Rencana ini juga mencatat bahwa investasi yang efektif dalam industri baja perlu diperluas -- untuk mempercepat peningkatan teknologi, transformasi digital, dan transisi hijau, sementara penerapan struktur baja dalam konstruksi, transportasi, dan infrastruktur perlu diperluas, sebagai bagian dari upaya untuk memaksimalkan potensi konsumsi.

Rencana tersebut juga menekankan pentingnya memperdalam keterbukaan dan kerja sama di sektor baja.