Senin, 10 Mei 2021 7:16:43 WIB
Penyair Penolak Junta Myanmar Tewas dengan Organ Tubuh Hilang
Sosial Budaya
Kinar Lestari
Aksi unjuk rasa tolak kudeta militer Myanmar. (REUTERS/STRINGER)
Penyair Myannmar penentang junta militer, Khet Thi meninggal di tahanan dan sebagian organ tubuhnya hilang saat dikembalikan ke keluarga, Minggu (9/5).
\r\n\r\nKarya-karya Khet Thi kerap menyatakan perlawanan terhadap junta militer.
\r\n\r\nIstri Khet Thi, Chaw Su mengatakan, ia dan suaminya dibawa militer Myanmar untuk diinterogasi pada Sabtu (8/3) sore di pusat kota Shwebo, Sagaing.
\r\n\r\n"Saya diinterogasi, begitu pula dia. Mereka bilang dia ada di pusat interogasi. Tapi dia tidak kembali, hanya tubuhnya," kata Chaw Su sembari menangis kepada BBC, yang dilansir Reuters.
\r\n\r\nMenurut penuturan Chaw Su, militer Myanmar menelepon dirinya di pagi hari dan meminta untuk menemui sang suami di rumah sakit di Monywa.
\r\n\r\n"Saya pikir itu hanya untuk lengan yang patah atau semacamnya. Tapi ketika saya tiba di sini, dia berada di kamar mayat dan organ dalamnya diambil," ucap dia.
\r\n\r\nChaw diberitahu pihak rumah sakit bahwa suaminya memiliki penyakit jantung. Namun, ia tak mau repot-repot membaca sertifikat kematian lantaran yakin isinya tak sesuai dengan kondisi sesungguhnya.
\r\n\r\nSejauh ini, pihak rumah sakit tak memberi tanggapan apapun saat Reuters menghubunginya.
\r\n\r\nTentara, kata Chaw Su, berencana menguburkan jenazah Khet Thi. Namun dia meminta kepada pihak berwenang untuk mengambil jenazah suaminya.
\r\n\r\n"Dia meninggal di rumah sakit setelah disiksa di pusat interogasi," kata kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).
\r\n\r\nKhet Thi merupakan penyair ketiga yang tewas selama protes sejak kudeta 1 Februari.
\r\n\r\nPenyair lain, K Za Win, tertembak saat protes berlangsung di Monywa pada awal Maret lalu.
\r\n\r\nKhet Thi mulanya seorang insinyur, sebelum akhirnya memilih berhenti dari pekerjaannya pada tahun 2012. Keputusan itu diambil, sebab ia ingin memfokuskan diri pada puisi-puisinya. Untuk memenuhi kebutuhan keluarga, ia menjual es krim dan kue-kue.
\r\n\r\n"Saya tidak ingin menjadi pahlawan, saya tidak ingin menjadi martir, saya tidak ingin menjadi orang lemah, saya tidak ingin menjadi orang bodoh," tulis Khet Thi dua minggu usai kudeta.
\r\n\r\n"Saya tidak ingin mendukung ketidakadilan. Jika saya hanya punya waktu satu menit untuk hidup, saya ingin hati nurani saya bersih untuk saat itu."
\r\n\r\nBaru-baru ini, dia menulis bahwa dia adalah seorang pemain gitar, pembuat kue dan penyair, bukan seseorang yang bisa menembakkan senjata.
\r\n\r\n"Orang-orang saya ditembak dan saya hanya bisa melempar puisi," tulisnya.
\r\n\r\nKekerasan yang terus terjadi membuat sikap Ket Thi menyiratkan perubahan.
\r\n\r\n"Tapi jika kamu yakin suaramu tidak cukup, maka kamu harus memilih senjata dengan hati-hati. Aku akan menembak," ujarnya.
\r\n\r\nTokoh budaya dan selebritis selama ini aktif mendukung pentang kudeta. Mereka bahkan turun ke jalan untuk protes setiap hari di berbagai Myanmar, meskipun pembunuhan terus terjadi dan penangkapan tak kunjung henti.
\r\n\r\nAsosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik mencatat sebanyak 780 orang terbunuh sejak kudeta berlangsung. Sementara itu warga yang ditahan lantaran menolak kudeta mencapai 3.826 orang.
Komentar
Berita Lainnya
Impian Ren Zhe menggabungkan budaya melalui karyanya Sosial Budaya
Selasa, 4 Oktober 2022 17:3:36 WIB
TING BAATAR Delegasi yang mengabdikan diri untuk membantu orang Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 17:36:8 WIB
Kanal Besar Menyaksikan Perubahan Hangzhou dari Pusat Industri Menjadi Permata Budaya Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB
Demam Bersepeda Perkotaan Mencerminkan Pembangunan Yang direncanakan, Beralih ke Gaya Hidup Hijau Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB
Bali memperingati Maulid Nabi 1444 H dengan menampilkan Tari Rodat Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB
Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB
Meningkatnya Populasi panda penangkaran global Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB
80 Persen kapas di Petik oleh Mesin Pemanen di Xinjiang Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB
Musik Tradisional di Kota Es Harbin Daya Tarik Wisata Global Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB
Transformasi Bekas Kompleks Industri di Liaoning Menjadi Taman Budaya Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB
Hong Kong Freespace Jazz Fest hadir kembali, menampilkan Jill Vidal, Eugene Pao dan Ted Lo Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB
Perlindungan Digital Pada Situs Gua Berusia 1600 tahun Di Kota Zhangye Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB
Situs Warisan Budaya, Memperkokoh Kepercayaan Bangsa Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 8:21:51 WIB
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
Wang Yaping: Impian Terbesarku adalah Kembali Terbang ke Luar Angkasa Sosial Budaya
Jumat, 4 November 2022 18:6:41 WIB