Senin, 20 Maret 2023 11:7:18 WIB

Survei: 93 Persen Responden Setuju AS Harus Tanggung Jawab Atas Kejahatan Perang di Irak
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Kondisi Salah Satu Masjid di Irak Pasca Invasi AS (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Dua puluh tahun pasca invasi AS ke Irak dimulai, hampir 93 persen pengguna internet global dalam jajak pendapat terbaru percaya bahwa negeri paman sam harus bertanggung jawab atas kejahatan perang yang dilakukannya di Irak.

Pada Maret 2003, AS dan sekutunya melancarkan perang di Irak tanpa otorisasi PBB dengan dalih bahwa negara yang dipimpin Saddam Husein itu memiliki senjata pemusnah massal. Invasi ini telah menewaskan ratusan ribu warga sipil dan membuat jutaan orang mengungsi. Dua dekade kemudian, rakyat Irak masih belum pulih dari perang.

Tanggal 20 Maret 2023 menandai peringatan 20 tahun invasi. Pada kesempatan khusus ini, CGTN mengundang pengguna internet global untuk berkomentar tentang perang tersebut dan dampaknya.

Menurut hasil yang diterbitkan pada hari Minggu (19/3) kemarin, 94,6 persen responden global percaya tidak ada alasan yang sah bagi AS untuk melancarkan perang di Irak, dan mengatakan bahwa itu sepenuhnya salah.

Di atas adanya korban sipil dan pengungsian akibat invasi AS, penggunaan senjata seperti amunisi uranium telah menyebabkan kelainan bentuk janin dan kanker yang parah pada penduduk Irak.

Tentara AS juga sering terekspos dalam skandal penahanan, penganiayaan bahkan pembunuhan warga sipil dan tawanan perang di Irak. Sebanyak 93,15 persen responden yakin AS bertanggung jawab atas kejahatan perang yang dilakukannya di Irak.

AS diperkirakan telah menghabiskan lebih dari dua triliun dolar AS untuk berbagai proyek di Irak. Adapun kapasitas fiskal, reputasi internasional, serta kredibilitas pemerintah AS di mata warganya, diyakini telah rusak. Menurut pendapat 93 persen responden global, melancarkan perang di Irak juga merupakan kegagalan total bagi pemerintah AS.

Lebih lanjut, sebanyak 94,56 persen responden berpendapat bahwa demokrasi ala Amerika tidak dapat menghadirkan kebebasan nyata bagi dunia seperti yang dijanjikan.

Jajak pendapat ini dirilis di platform CGTN Inggris, Spanyol, Prancis, Arab, dan Rusia, dengan lebih dari 80.000 orang memberikan suara dalam waktu 24 jam.

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner