Minggu, 10 April 2022 3:9:32 WIB
Klenteng Dewi Kwan Im di Palembang, Berdiri Sejak 1773
Sosial Budaya
Agsan
Kelenteng Dewi Kwan Im - Palembang
Palembang, Bolong.id – Klenteng Dewi Kwan Im atau juga dikenal dengan Klenteng Candra Nadi Soei Goeat Kiong Palembang.
Terletak tak jauh di bawah Jembatan Ampera, tepatnya di kawasan 9/10 Ulu Palembang, klenteng itu berdiri kokoh sejak 1773 pada masa Kesultanan Palembang Darussalam dan Kolonial Belanda.
Dilansir dari Sumsel.idntimes.com, berikut beberapa fakta menarik mengenai Klenteng Dewi Kwan Im.
Klenteng tidak mengizinkan sesaji darah babi
Biasanya di malam perayaan Imlek, warga keturunan Tionghoa memiliki tradisi menyiapkan sesajian bagi para leluhur. Namun di Klenteng Dewi Kwan Im ada hal berbeda yang dilakukan. Yakni, klenteng tidak menyajikan atau tidak mengizinkan sesaji darah babi dan anjing.
Hal tersebut dipengaruhi karena adanya kisah warga Tionghoa yang menikah dengan umat muslim yang berkaitan dengan sejarah Pulau Kemaro dan Kampung Kapitan. Ada juga legenda Putri Palembang, Siti Fatimah yang merupakan seorang muslim, menjadi istri seorang Pangeran China bernama Tan Bon An.
"Sehingga untuk menghormati leluhur mereka yang muslim tidak dibolehkan untuk memakai darah binatang yang diharamkan di agama Islam," ujar Tjik Harun, salah satu pengurus Klenteng Dewi Kwan Im Palembang.
Ada 12 meja tempat berdoa di Klenteng Kwan Im Palembang
Jika kalian berkunjung ke sana, aroma dupa (hio) langsung menusuk ke hidung. Dupa merupakan salah satu sarana yang dipercaya sebagai penghubung ke Thien. Secara harfiah, Thien disebut langit atau sebagai Tuhan.
Menginjakkan kaki ke dalam, kalian bisa langsung melihat guci berisi abu yang tertancap garu di atas. Di klenteng ini, ada 12 meja yang dijadikan sebagai tempat berdoa.
"Setiap meja tuh berbeda dewa. Kalau yang pertama meja Tuhan Yang Maha Esa. Kita tidak boleh melangkahi tingkat-tingkat dewa di sini, karena sudah menjadi etika yang berlaku di sini," kata Tjik Harun.
Warga keturunan Tionghoa percaya Dewi Kwan Im bisa mengobati penyakit
Selain kental aroma dupa dari klenteng, kita juga bisa melihat langsung altar-altar mulai dari altar Dewi Maco Po atau penguasa laut (juga disebut sebagai dewi yang menguasai setan dan iblis), serta altar Dewi Kwan Im atau penolong orang yang menderita, sudah tersusun secara berurut.
Bagi warga keturunan Tionghoa, mereka percaya Dewi Kwan Im di klenteng itu dapat dimintai tolong untuk menyembuhkan penyakit. Berdasarkan kisah zaman dahulu, ada seorang umat yang menderita kanker rahang dan berdoa ke Dewi Kwan Im, lalu umat itu diminta untuk mengambil nomor obat kepada petugas klenteng.
"Ceritanya, obat diberikan dengan cara mengocok sekumpulan batang bambu kecil yang diberi nomor. Nomor yang diambil itu ditulis di kertas untuk ditukarkan dengan racikan obat di toko yang ditunjuk, dan diyakini penyakitnya sembuh," ujarnya. (*)
https://bolong.id/mg/0222/intip-klenteng-dewi-kwan-im-di-palembang-berdiri-sejak-1773
Komentar
Berita Lainnya
Impian Ren Zhe menggabungkan budaya melalui karyanya Sosial Budaya
Selasa, 4 Oktober 2022 17:3:36 WIB
TING BAATAR Delegasi yang mengabdikan diri untuk membantu orang Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 17:36:8 WIB
Kanal Besar Menyaksikan Perubahan Hangzhou dari Pusat Industri Menjadi Permata Budaya Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 20:44:15 WIB
Demam Bersepeda Perkotaan Mencerminkan Pembangunan Yang direncanakan, Beralih ke Gaya Hidup Hijau Sosial Budaya
Rabu, 5 Oktober 2022 21:3:58 WIB
Bali memperingati Maulid Nabi 1444 H dengan menampilkan Tari Rodat Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 13:18:8 WIB
Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya
Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB
Meningkatnya Populasi panda penangkaran global Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:28:3 WIB
80 Persen kapas di Petik oleh Mesin Pemanen di Xinjiang Sosial Budaya
Rabu, 12 Oktober 2022 22:32:41 WIB
Musik Tradisional di Kota Es Harbin Daya Tarik Wisata Global Sosial Budaya
Selasa, 18 Oktober 2022 22:53:38 WIB
Transformasi Bekas Kompleks Industri di Liaoning Menjadi Taman Budaya Sosial Budaya
Rabu, 19 Oktober 2022 10:28:48 WIB
Hong Kong Freespace Jazz Fest hadir kembali, menampilkan Jill Vidal, Eugene Pao dan Ted Lo Sosial Budaya
Senin, 24 Oktober 2022 18:0:34 WIB
Perlindungan Digital Pada Situs Gua Berusia 1600 tahun Di Kota Zhangye Sosial Budaya
Jumat, 28 Oktober 2022 12:8:17 WIB
Situs Warisan Budaya, Memperkokoh Kepercayaan Bangsa Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 8:21:51 WIB
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya
Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB
Wang Yaping: Impian Terbesarku adalah Kembali Terbang ke Luar Angkasa Sosial Budaya
Jumat, 4 November 2022 18:6:41 WIB