BEIJING, Radio Bharata Online - Angkatan Darat Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) telah menerima pengiriman sejumlah sistem anti pesawat terbang mandiri baru.

Komando Teater Timur PLA dalam siaran persnya, Minggu menyebutkan, brigade pertahanan udara yang berafiliasi dengan Angkatan Darat Grup ke-71 PLA, baru-baru ini mengadakan uji coba puluhan kendaraan tempur baru.

Foto-foto yang dilampirkan pada siaran pers tersebut, menunjukkan bahwa kendaraan yang baru dikirim adalah jenis sistem anti-pesawat, yang dipasang di truk yang terintegrasi dengan meriam putar, satu set peluncur rudal, sistem radar, dan satu set alat pembuangan asap.  Siaran pers tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Namun menurut laporan media resmi yang berbasis di Shanghai, eastday.com,

senapan putarnya memiliki enam laras kaliber 25 milimeter. Dikombinasikan dengan empat rudal pertahanan udara FN-16/HY-6B di menara.  Sistem itu dapat menjangkau radius pertahanan udara sejauh tiga hingga empat kilometer dari helikopter, rudal jelajah, amunisi yang berkeliaran, dan drone yang terbang rendah.

Target yang terbang rendah, lambat, dan kecil seperti drone dan amunisi yang berkeliaran, telah menjadi salah satu ancaman terbesar dalam pertahanan udara dalam perang modern, seperti yang ditunjukkan dalam krisis Ukraina.

Sistem pertahanan udara jarak menengah dan jarak jauh tradisional, sering kali mengabaikan target semacam itu, dan metode pencegatan tradisional juga terlalu mahal.

Fu Qianshao, seorang ahli penerbangan militer Tiongkok, kepada Global Times pada hari Senin mengatakan, sistem anti-pesawat yang baru ini dapat digunakan dalam pertahanan udara bergerak.  Artinya, sistem ini dapat memberikan pertahanan udara kepada pasukan yang sedang bergerak.

Dengan radar dan sensor khusus, pesawat tanpa awak itu dapat menargetkan drone yang sulit dikenali dan datang dalam jumlah besar atau bergerombol, dan memilih untuk menggunakan senjata atau rudal, berdasarkan situasi. (Global Times)