Selasa, 11 April 2023 11:36:23 WIB
Terungkap, 'Jebakan retoris' Barat tentang pembiayaan Tiongkok di Afrika
International
Endro
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin. Foto: mfa.gov.cn
BEIJING, Radio Bharata Online - Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada hari Senin mengatakan, Tiongkok bukanlah sumber yang disebut "perangkap utang" bagi negara-negara Afrika, melainkan mitra yang membantu Afrika dan negara-negara berkembang di tempat lain untuk mengurangi kemiskinan, dengan mengatakan bahwa "perangkap retoris" politisi AS dan Barat, sepenuhnya kehilangan daya tarik.
Menanggapi pernyataan baru-baru ini oleh beberapa pejabat AS dan pejabat Bank Dunia yang menyalahkan Tiongkok atas masalah utang di Afrika, Wang Wenbin, juru bicara kementerian, mengatakan bahwa komentar tersebut tidak dapat dipertahankan.
Wang mengatakan, Tiongkok berkomitmen untuk memberikan dukungan bagi pembangunan ekonomi dan sosial negara-negara berkembang, termasuk negara-negara Afrika, dan selalu melakukan kerja sama investasi dan pembiayaan dengan negara-negara berkembang, berdasarkan kesetaraan dan saling menguntungkan.
Para pejabat Barat, khususnya di AS, telah mencemarkan kerja sama Tiongkok dengan negara-negara Afrika dan negara berkembang lainnya.
David Malpass, presiden Bank Dunia, mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan BBC bahwa dia "khawatir tentang beberapa pinjaman yang telah diberikan Tiongkok kepada ekonomi berkembang di Afrika."
Wakil Presiden AS Kamala Harris dan Menteri Keuangan AS Janet Yellen, juga membidik Tiongkok karena masalah utang di Afrika. Saat berbicara tentang masalah utang Zambia, Yellen sebelumnya menyebut Tiongkok sebagai "penghalang" reformasi utang di Afrika.
Pernyataan seperti itu dengan tegas ditolak oleh pejabat Tiongkok, yang menganggapnya sebagai jebakan retoris yang bertujuan untuk menyabotase kerja sama Tiongkok dengan negara-negara Afrika dan negara berkembang lainnya.
Pejabat Tiongkok juga menunjukkan, bahwa pemberi pinjaman multilateral dan kreditur komersial, adalah pemegang utang terbesar di banyak negara berkembang. Sementara Tiongkok telah memberikan kontribusi untuk membantu meringankan beban utang negara berkembang.
Selama perjalanan ke Afrika pada bulan Januari, Penasihat Negara Tiongkok dan Menteri Luar Negeri Qin Gang mengatakan, bahwa Tiongkok selalu berkomitmen untuk membantu Afrika meringankan beban utangnya. (Global Times)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB