Guangzhou, Radio Bharata Online - Dua pembangkit listrik hidrogen yang dioperasikan oleh China Southern Power Grid mulai terhubung ke jaringan pembangkit listrik pada hari Sabtu (25/3) lalu. Ini menandai pertama kalinya Tiongkok menggunakan hidrogen padat dalam sistem kelistrikan.

Salah satu pembangkit listrik hidrogen, Stasiun Hidrogen Cerdas Nansha, terletak di Kota Guangzhou di Provinsi Guangdong, Tiongkok selatan, dan berisi tujuh fasilitas penyimpanan hidrogen padat canggih.

"Fasilitas ini dapat menyimpan 200 meter kubik hidrogen dengan kerapatan tinggi. Volumenya akan menjadi 20 kali lebih besar jika kita menggunakan tangki hidrogen 3 MPa biasa," kata Zheng Xin, Peneliti Senior Pembangkit Listrik Nansha di China Southern Power Grid.

Menurut para ahli, penyimpanan hidrogen padat sangat efisien dan mudah digunakan. Penyimpanan hidrogen padat adalah bentuk penyimpanan bahan kimia untuk menyimpan tenaga listrik yang dihasilkan oleh fotovoltaik, angin atau sumber energi baru lainnya. Energi tersebut nantinya dapat dilepaskan sesuai dengan kebutuhan dan digunakan sebagai tenaga listrik melalui bahan bakar sel. Dengan cara ini, kekuatan energi baru dapat digunakan lebih efektif.

"Dengan produksi tenaga hidrogen, penyimpanan, pembangkitan, dan integrasi pengisian bahan bakar, stasiun energi dapat mencapai konversi antara listrik hijau dan hidrogen hijau. Hal ini dapat memecahkan masalah tidak dapat diandalkan dan fluktuasi musimannya pembangkit listrik energi baru," jelas Lei Jinyong, General Manager Pusat Penelitian Energi Hidrogen China Southern Power Grid.

Pembangkit listrik hidrogen lainnya di Kota Kunming di Provinsi Yunnan, barat daya Tiongkok, juga telah menyimpan 165 kilogram energi hidrogen. Penyimpanan hidrogen tersebut dapat memasok 2.300 kilowatt per jam (kWh) listrik selama jam sibuk dan menghasilkan daya secara konstan selama 23 jam.

"Di masa depan, tenaga hidrogen akan mengambil proporsi yang semakin besar dalam sistem penggunaan energi, dan proporsi hidrogen hijau akan meningkat. Teknologi kopling elektro-hidrogen akan menjadi salah satu teknologi revolusioner yang mendorong evolusi sistem tenaga," ungkap Wang Chengshan, seorang akademisi dari Chinese Academy of Sciences.