Selasa, 14 Februari 2023 10:32:9 WIB

Sejak 2022 AS telah menerbangkan lebih dari 10 balon udara secara ilegal di atas daratan Tiongkok
International

Endro

banner

Dalam foto yang disediakan oleh Chad Fish ini, sisa-sisa balon besar melayang di atas Samudra Atlantik, tepat di lepas pantai Carolina Selatan, pada 4 Februari 2023. (File Foto: Chad Ikan via AP)

BEIJING, Radio Bharata Online - Amerika Serikat telah menerbangkan balon udara di atas wilayah udara Tiongkok secara ilegal lebih dari 10 kali, tanpa persetujuan pihak berwenang Tiongkok sejak awal tahun lalu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin dalam sebuah konferensi pers pada hari Senin mengatakan, tidak jarang balon-balon AS memasuki wilayah udara negara lain secara ilegal.

Wang mengatakan, AS juga sering mengirim kapal perang dan pesawat terbang untuk melakukan pengintaian jarak dekat terhadap Tiongkok, yang merongrong kedaulatan Tiongkok.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok telah berulang kali menjelaskan bahwa masuknya pesawat sipil tanpa awak Tiongkok, yang digunakan untuk tujuan meteorologi ke dalam wilayah udara AS, adalah karena force majeur dan benar-benar sebuah kecelakaan.

Pada konferensi pers hari Senin juru bicara Tiongkok mengatakan, bahwa AS telah menyalahgunakan keunggulan teknologinya, untuk melakukan penyadapan besar-besaran tanpa pandang bulu, dan mencuri rahasia di seluruh dunia, termasuk sekutunya, untuk waktu yang lama.

Pada 2013, mantan kontraktor Badan Keamanan Nasional AS (NSA) Edward Snowden mengungkapkan, bahwa Washington telah memata-matai email dan komunikasi ponsel sebanyak 35 pemimpin dunia.

Dan pada Mei 2021, lembaga penyiaran nasional Denmark, DR News, melaporkan bahwa NSA dengan sengaja mendapatkan data, dan dengan demikian dapat memata-matai kepala negara yang ditargetkan, serta para pemimpin negara Skandinavia, politisi papan atas, dan pejabat tinggi di Jerman, Swedia, Norwegia, dan Prancis.

Menurut Wang, faktanya AS adalah negara terbesar di dunia dalam hal pengawasan dan pengintaian, dengan jaringan mata-mata terbesar di dunia.

Menurut sebuah laporan dari Anzer, sebuah platform informasi keamanan siber, NSA telah mencuri lebih dari 97 miliar data internet global, dan 124 miliar catatan telepon dari jarak jauh dalam 30 hari.

Mengutip laporan tersebut, Wang mengatakan bahwa hal itu melibatkan sejumlah besar privasi warga di berbagai negara. (CGTN)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner