Kamis, 9 Maret 2023 10:48:9 WIB
Para Pemimpin Pasifik mengecam Rencana Jepang Membuang Limbah Nuklir ke Laut
International
Endro
Tangki penampungan air radioaktif yang diolah, terlihat di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi TEPCO di Okuma, Fukushima, Jepang, 19 Januari 2023. /CFP
JAKARTA, Radio Bharata Online - Para pemimpin dari beberapa negara Kepulauan Pasifik, menyerukan kepada pemerintah Jepang untuk segera menghentikan rencananya membuang air limbah nuklir ke Samudera Pasifik.
Kantor berita International Press Syndicate Group melaporkan, Menteri Perikanan dan Sumber Daya Kelautan Papua Nugini Jelta Wong mengatakan bahwa ada kemungkinan air limbah nuklir akan masuk ke ekosistem dan rantai makanan, merugikan masyarakat dan industri perikanan.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh InDepthNews pada hari Senin, Jelta Wong mengatakan, jika air limbah nuklir ini dibuang, itu akan menjadi 'Chernobyl Pasifik' yang membahayakan rakyat selama beberapa dekade mendatang. Menurut Wong, ini adalah tentang lebih dari 1 juta ton air limbah nuklir yang mengikuti arus laut, menyebabkan mutasi sel manusia pada otot, tulang, dan tiroid, yang menyebabkan kanker dan cacat lahir pada generasi mendatang. Pelepasan limbah radioaktif ke laut adalah tidak dapat diterima oleh orang-orang Pasifik.
Penjabat Perdana Menteri Fiji, Manoa Kamikamica mengatakan, bahwa Fiji berada dalam siaga tinggi setelah Jepang mengatakan berencana untuk membuang air limbah nuklir Fukushima ke Samudera Pasifik.
Manoa mempertanyakan, jika air yang diolah dengan Advanced Liquid Processing System sangat aman, mengapa Jepang tidak menggunakannya kembali untuk tujuan alternatif, misalnya di bidang manufaktur dan pertanian.
Sebuah pernyataan oleh Pacific Elders Voice (PEV) menunjukkan bahwa Jepang telah gagal berkonsultasi dengan negara-negara pesisir yang terkena dampak, khususnya Negara-negara Kepulauan Pasifik bagian utara.
Pernyataan itu menyebutkan, kedaruratan iklim dan keanekaragaman hayati yang dihadapi dunia saat ini, telah menghadirkan ancaman parah terhadap perairan dunia, sehingga keputusan oleh pemerintah mana pun untuk secara sengaja mencemari Pasifik dengan radioaktif dengan alasan hemat biaya, adalah menyimpang, dan sangat berbahaya. (CGTN)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB