Rabu, 14 Desember 2022 15:6:59 WIB

Perubahan Iklim akan Memicu Krisis Kemanusiaan pada tahun 2023
International

Endro

banner

Orang-orang duduk di atas atap bus sementara yang lain mengarungi jalan yang tergenang banjir selama musim hujan, saat wabah penyakit virus corona (COVID-19) berlanjut, di Karachi, Pakistan 27 Agustus 2020. REUTERS/Akhtar Soomro/File Foto

JAKARTA, Radio Bharata Online - Sebuah studi oleh LSM Komite Penyelamatan Internasional (IRC) menyebutkan, perubahan iklim akan mempercepat krisis kemanusiaan di seluruh dunia pada tahun 2023, menambah masalah yang ditimbulkan oleh konflik bersenjata dan kemerosotan ekonomi.

Badan yang berbasis di New York dan dipimpin oleh mantan politisi Inggris David Miliband, menyebutkan, jumlah orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan telah meroket dalam dekade terakhir, mendekati 339,2 juta dibandingkan 81 juta pada tahun 2014.

IRC mencatat, perubahan iklim adalah salah satu faktor utama yang mempercepat keadaan darurat kemanusiaan, terlepas dari kenyataan bahwa 20 negara dalam daftar pantauan daruratnya seperti Haiti dan Afghanistan.  Padahal dua negara ini hanya berkontribusi 2% terhadap emisi CO2 global.

Laporan itu juga menyebutkan, tahun 2022 telah menunjukkan bahwa peran perubahan iklim dalam mempercepat krisis kemanusiaan global tidak dapat disangkal. Ini menunjuk pada rekor periode hujan yang panjang, yang telah membawa bencana kerawanan pangan ke Somalia dan Ethiopia, dan menewaskan ribuan orang di Pakistan.

IRC juga menandai perlunya lebih berinvestasi secara proaktif dalam pencegahan dan mitigasi perubahan iklim.

Sementara itu, kerawanan pangan sudah merajalela karena meningkatnya konflik serta krisis ekonomi, yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina dan pandemi virus corona.

Selain itu, kesenjangan antara kebutuhan kemanusiaan dan pembiayaannya, telah berkembang menjadi defisit global sebesar USD27 miliar per November 2022.

Karena para donor telah gagal merespons secara proporsional, hasilnya adalah masyarakat yang terkena dampak krisis, tidak dapat mengakses layanan yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup, memulihkan, dan membangun kembali.

Studi tersebut - berjudul "Daftar Pantauan Darurat 2023" - juga menyoroti bahwa jumlah orang yang terpaksa meninggalkan rumah telah meningkat menjadi lebih dari 100 juta hari ini, naik dari 60 juta pada tahun 2014. (Reuters)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner