Jumat, 20 Januari 2023 11:44:27 WIB

Segelintir Negara Lebih Merugi Ketimbang Beruntung Karena Diskriminasi pada Wisatawan Asal Tiongkok
International

CRI

banner

Akibat diskriminatif atas wisatawan asal Tiongkok, beberapa negara dipastikan merugi di banyak hal

Radio Bharata Online - Setelah Tiongkok memasuki tahap baru penanggulangan wabah, kunjungan timbal balik antara Tiongkok dan negeri asing menjadi lebih mudah, dan komunitas internasional menyambut hal tersebut dengan baik. Akan tetapi, ada segelintir negara yang melanggar sains dan fakta, mengambil tindakan pembatasan imigrasi yang diskriminatif terhadap wisatawan Tiongkok, dan menambahkan hambatan kepada kerja sama penanggulangan wabah global. Tiongkok memberikan tanggapan yang sesuai dengan keadaan riil, menjaga hak dan kepentingan sah warga Tiongkok, sekaligus memelihara lingkungan yang diperlukan dalam pertukaran dan kerja sama normal antar negara.

Di antara segelintir negara yang memperlakukan wisatawan Tiongkok secara diskriminatif, AS, Jepang dan Korea Selatan (Korsel) adalah wakilnya. Dilihat dari perspektif akal sehat, Jepang dan Korsel adalah negara tetangga Tiongkok, hubungan ekonomi kedua pihak erat, sepertinya tidak ada alasan untuk tidak menyambut langkah pemulihan kunjungan timbal balik personel yang normal dengan Tiongkok. Namun sebagai sekutu utama AS di Asia, di latar belakang Strategi Indo-Pasifik yang dipromosi AS, tindakan Jepang dan Korsel yang bersama-sama dengan AS mengambil tindakan pembatasan imigrasi terhadap wisatawan Tiongkok bukanlah hal yang kebetulan. Alasan yang mereka katakan sebagai ‘penanggulangan wabah ilmiah’ dan demi ‘melindungi warganya’ sama sekali tak dapat dibuktikan.

Pertama-tama, selama tiga tahun terakhir ini, berdasarkan situasi wabah, lankah penanggulangan wabah ketat yang diambil Tiongkok tidak hanya mempertahankan jumlah kasus pada tingkat yang terendah, namun juga memberikan kontribusi dalam mencegah merebaknya wabah di dunia. Kedua, sejak bulan Desember tahun lalu, seiring dengan pengoptimalan langkah penanggulangan wabah di Tiongkok, jumlah kasus terinfeksi jangka pendek meningkat, namun situasi wabah secara keseluruhan dapat dikontrol. Kini, berbagai daerah di Tiongkok telah melewati puncak penularan wabah dengan stabil, kehidupan dan pekerjaan mulai berangsur-angsur pulih normal. Sebenarnya, seberapa besar risiko yang dibawa oleh wisatawan Tiongkok kepada Jepang dan Korsel?  Pengambil kebijakan negara-negara tersebut sangat jelas.

Saat ekonomi global mengalami kemerosotan seperti saat ini, langkah pembatasan imigrasi terhadap wisatawan Tiongkok pasti akan membuat usaha parwisata dan bisnis negara-negara terkait mengalami kerugian, hal ini sama sekali bukanlah langkah yang bijaksana.

Tiongkok, Jepang dan Korsel adalah negara tetangga yang pernah menjadi contoh baik dalam bersolidaritas menanggulangi wabah selama tiga tahun terakhir ini. Saat ini, sungguh sayang sekalai munculnya masalah pembatasan imigrasi, namun tanggung jawab tersebut tidak berada pada pihak Tiongkok. Manipulasi politik yang dimainkan dengan mencari alasan hanya akan merusak situasi keseluruhan kerja sama antar negara. Mana yang lebih penting hendaknya dipertimbangkan dengan jelas dan jangan terus melakukan kesalahan. (CRI)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner