Rabu, 1 Februari 2023 20:36:33 WIB

Mengembangkan Lagu Mandarin Karya Anak Bangsa, Andy Qiu Rilis Album Solo ke-4 “Feng and Wei”
Sosial Budaya

Bharata Online

banner

Album Andy Qiu "Feng and Wei" adalah 100% karya Indonesia yang dirilis di luar negeri

JAKARTA, Radio Bharata Online - Aktivitas musik Mandarin di Indonesia saat ini sebagian besar bertempat di panggung rakyat, klenteng/vihara, resepsi pernikahan, bar, dan lain-lian. Beberapa tahun belakangan ini, karena berkembangnya dunia internet, mulai muncul pula video musik Mandarin produksi lokal. Terutama pada saat perayaan Tahun Baru Imlek, banyak yang membuat video musik lagu Imlek. Namun, baik itu lagu Imlek ataupun lagu pop biasa, masih didominasi oleh lagu daur ulang (cover) lagu dari luar negeri. Lagu Mandarin karya dalam negeri sendiri masih sangat sedikit. Para pecinta lagu Mandarin dalam negeri juga masih belum terlalu mengerti nilai atau makna dari karya original. Kesadaran menghormati Hak Kekayaan Intelektual juga belum tinggi.

Kendati demikian, bukan berarti di dalam negeri tidak ada lagu Mandarin karya anak bangsa. Andy Qiu yang dikenal sebagai pembawa acara bahasa Mandarin di Indonesia sekaligus penyanyi dan pencipta lagu Mandarin, baru-baru ini merilis album solonya yang ke-4 yang bertajuk “Feng and Wei”. Album ini dirilis melalui label di Taiwan, menyasar pasar Tiongkok dan Taiwan. Album ini memiliki makna mendalam bagi Indonesia karena selama lebih dari 20 tahun, hampir tidak ada penyanyi Indonesia yang merilis album Mandarin di Taiwan. Andy juga berharap melalui album ini, orang luar negeri bisa lebih mengenal Indonesia, khususnya orang Tionghoa dan budaya Tionghoa di Indonesia.

Orang Tionghoa di Indonesia memiliki karakter yang berbeda dengan orang Tionghoa di negara lain karena sempat sangat lama dilarang menggunakan bahasa Tionghoa, tidak boleh mengembangkan dan menampilkan budaya Tionghoa di depan umum. Andy Qiu termasuk salah satu dari sedikit orang yang masih terus berusaha mengembangkan bahasa dan budaya Tionghoa di Indonesia sejak larangan tersebut dicabut hingga saat ini. Ia juga termasuk satu dari sedikit orang yang melestarikan budaya Tionghoa di Indonesia melalui musik.

Nama album “Feng and Wei” merupakan representasi dari kerja sama kakak beradik Andy Qiu (Qiu Liefeng) dan Julian Qiu (Qiu Liewei). Lirik dari Julian dan melodi dari Andy. Karena pengaruh ayah mereka, Qiu bersaudara sejak kecil menyukai bahasa Mandarin. Pada masa bahasa Mandarin masih dilarang di Indonesia, mereka belajar bahasa Mandarin melalui sumber yang sangat terbatas. Setelah dewasa, mereka berdua sama-sama berkarir di dunia media Mandarin. Sang kakak Julian terjun dalam dunia berita bahasa Mandarin di stasuin televisi, sedangkan Sang adik Andy masuk ke penyiaran radio Mandarin.

Dalam dua album sebelumnya, Andy Qiu banyak menampilkan kreasi perpaduan alat musik tradisional Indonesia dengan musik pop Mandarin. Membuat para pendengar di luar negeri lebih mengenal Indonesia yang beragam dan kaya akan budaya. Dalam album “Feng and Wei”, Andy menampilkan lagu-lagu yang memiliki karakter Tionghoa Indonesia dan pemahamannya sebagai seorang Tionghoa Indonesia terhadap musik gaya Tiongkok (Chinoiserie). Kegemaran sang kakak Julian terhadap bahasa Tiongkok klasik juga menjadi pendorong sang adik Andy untuk membuat album ini. Sebagian besar lirik lagu dalam album ini ditulis oleh Julian dan dibuat melodinya oleh Andy, bekerja sama dengan musisi di berbagai tempat dan berbagai suku di Indonesia, berkreasi membuat perpaduan yang unik dari unsur tradisional dan modern yang akhirnya melahirkan sebuah album yang di dalamnya terkandung kegigihan dan semangat orang Tionghoa Indonesia untuk melestarikan budayanya.

Dalam segi warna musik, ada lagu slow gaya Tiongkok berjudul Gong Yu (Chime) dan Chao Hu (Strature), rock gaya Tiongkok Yi Ren (There), lagu Tiongkok yang meriah Men Shan (Door Leaf), slow R&B Xi Guan Yi Ge Ren (Got Used to Be Alone) dan Cong Cong (Hurriedly), lagu yang mengekspresikan curahan hati anak perantau yang merupakan kombinasi unsur Tiongkok klasik, rap, dan opera Tiongkok Tang Zai Yue Guang Xia (Lying Under the Moonlight). Andy juga khusus membuat sebuah lagu rap berbahasa Tiociu berjudul Ua Gai Lai Do Hai Gin (My Home is by the Sea) untuk memotivasi teman-teman di kampung halamannya di Riau agar lebih sering berbahasa Tiociu dan melestarikan bahasa Tiociu. Ada pula lagu yang khusus dibuat oleh Andy untuk Kereta Cepat Jakarta Bandung bertajuk Meluncur Menggapai Impian (Xiang Qian Xing Ba Meng Xiang Shi Xian) yang merupakan kombinasi bahasa Indonesia dan Mandarin. Terakhir, sebagai penghormatan kepada pelopor lagu Mandarin original Indonesia Rifan Lin yang meninggal bulan Februari tahun lalu, Andy membuat lagu Zai Jian Le Peng You Zai Jian Le (Goodbye, My Friend. Goodbye).

Album terbaru Andy Qiu “Feng and Wei” dapat didengarkan di berbagai platform streaming musik di Tiongkok, Hong Kong, Taiwan, dan Internasional.

Dengar lagu Mandarin karya anak bangsa. Dengar lagu Andy Qiu.

Komentar

Berita Lainnya

Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya

Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

banner
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya

Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB

banner