Rabu, 26 Juli 2023 11:41:30 WIB

Topik AI telah menjadi salah satu topik hangat di Kongres Internasional Ilmu Pengetahuan Dasar atau International Congress of Basic Science (ICBS) yang berlangsung selama hampir dua minggu di Beijing
Teknologi

Eko Satrio Wibowo

banner

Para ilmuwan yang menjadi pembicara di Kongres Internasional Ilmu Pengetahuan Dasar (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Menurut para ilmuwan, pemisahan antara Tiongkok dan AS dalam bidang kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang berkembang pesat akan menjadi hal yang mustahil. Mereka bersikeras bahwa tidak ada negara yang dapat melakukannya sendiri karena AI tetap merupakan upaya global.

Topik AI telah menjadi salah satu topik hangat di Kongres Internasional Ilmu Pengetahuan Dasar atau International Congress of Basic Science (ICBS) yang berlangsung selama hampir dua minggu di Beijing. 

Acara yang akan berakhir pada tanggal 28 Juli 2023 itu telah menampilkan ratusan sesi ketika para sarjana dan ahli mendiskusikan bagaimana memecahkan beberapa masalah mendasar yang muncul di sekitar teknologi baru tersebut.

Tiongkok menargetkan untuk menjadi pusat inovasi AI utama di dunia pada tahun 2030, dengan rencana pengembangan yang dikeluarkan oleh Dewan Negara Tiongkok enam tahun yang lalu yang merinci tujuan-tujuannya di sektor ini.

Tapi, beberapa pihak menafsirkan rencana tersebut sebagai upaya negara ini untuk melampaui AS, dan pembatasan akses ke teknologi selama bertahun-tahun telah dikeluarkan untuk melawan Tiongkok karena teknologi menjadi medan pertempuran baru.

Menurut data dari National Foundation for American Policy, visa AS yang dikeluarkan untuk mahasiswa pasca sarjana dari Tiongkok turun lebih dari 80 persen pada periode 2016-2021. Penurunan ini bahkan lebih besar bagi mereka yang mengambil jurusan matematika, ilmu komputer, dan kecerdasan buatan.

Meski begitu, banyak siswa muda yang cerdas masih tertarik untuk melanjutkan studi mereka di AS dan berkontribusi pada pengembangan sektor ini.

"Arah studi saya sendiri adalah superkonduktor dan bidang-bidang lain yang menjadi titik tersumbat. Saya akan mencoba yang terbaik untuk mengajukan permohonan PhD di Amerika Serikat, hanya jika visa berjalan dengan baik," kata Gu Boren, seorang mahasiswa pertukaran pelajar di Universitas Tsinghua, salah satu universitas paling bergengsi di Tiongkok.

Seiring dengan pembatasan visa, pendanaan juga telah dikurangi. Hampir 98 persen dari pendanaan AS sebelumnya untuk proyek-proyek AI kolaboratif dengan lembaga-lembaga Tiongkok dipotong antara tahun 2017 dan 2020.

Menurut para ilmuwan di ICBS, meskipun persaingan di bidang AI tampak semakin ketat, hal ini seharusnya tidak mengakibatkan perpisahan skala penuh antara kedua negara. Mereka percaya bahwa kerja sama internasional sangat penting dalam bidang yang terus berkembang ini.

"Kecerdasan buatan adalah bidang yang sangat luas, sehingga setiap negara, setiap ilmuwan di dunia dapat berkontribusi dari tempat yang berbeda. Anda tidak bisa percaya bahwa satu negara dapat melakukan segalanya," kata Mina Teicher, Profesor Matematika dan Penelitian Otak di Universitas Bar-Ilan, Israel.

"Tentu saja ini adalah upaya yang sangat internasional dan global. Maka saya sangat mendukung kerja sama lintas negara," ujar Yuri Tschinkel, Profesor matematika dari New York University.

Komentar

Berita Lainnya