Kamis, 19 Januari 2023 16:14:45 WIB

Tiongkok Akan Melakukan Pengurangan Intensitas Karbon Paling Ekstrim di Dunia
Teknologi

masmo - Bharata Online

banner

Tiongkok berjanji untuk mencapai emisi karbon puncak pada tahun 2030 dan netralitas karbon pada tahun 2060

Radio Bharata Online - Tiongkok akan melakukan pengentasan paling ekstrim di dunia terhadap intensitas emisi karbonnya. Ini menyelesaikan proses dari puncak emisi karbon hingga netralitas karbon dalam rentang waktu tersingkat. Begitu penjelasan 'Buku putih" yang dirilis hari Kamis ini (19/1).

Buku Putih, berjudul "Pembangunan Hijau Tiongkok di Era Baru," dirilis oleh Kantor Informasi Dewan Negara. Ini bertujuan untuk menyajikan gambaran lengkap tentang ide, tindakan, dan pencapaian Tiongkok dalam pembangunan hijau di era baru. Berujung untuk berbagi pengalamannya tersebut dengan dunia.

Tiongkok berjanji untuk mencapai emisi karbon puncak pada tahun 2030 dan netralitas karbon pada tahun 2060 di Majelis Umum PBB pada tahun 2020 lalu. Ini sepenuhnya menunjukkan rasa tanggung jawab Tiongkok yang kuat sebagai negara besar.

Zhao Chenxin, wakil ketua Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional (NDRC) dalam konferensi pers menyatakan, bahwa sebagai negara besar di dunia, Tiongkok telah berpegang pada jalur pembangunan hijau dan rendah karbon. Untuk selanjutnya memberikan kontribusi besar untuk perjuangan global melawan perubahan iklim.

Sejak 2012, rata-rata pertumbuhan ekonomi tahunan Tiongkok sebesar 6,6 persen telah didukung oleh pertumbuhan tahunan rata-rata konsumsi energi sebesar 3 persen. Dan konsumsi energi per RMB10.000 dari PDB pada tahun 2021, adalah 26,4 persen lebih rendah daripada tahun 2012. Pada tahun 2020, intensitas emisi karbon China menurun sebesar 48,4 persen dibandingkan tahun 2005, melebihi target 40 persen hingga 45 persen yang telah dijanjikan kepada masyarakat internasional.

Transisi energi hijau
Tiongkok telah membuat kemajuan luar biasa dalam mempromosikan energi hijau dan rendah karbon. Bersama dengan proporsi sumber energi bersih yang terus meningkat. Proporsi sumber energi bersih dalam total konsumsi energi meningkat dari 14,5 persen pada 2012 menjadi 25,5 persen pada akhir 2021. Lalu proporsi batu bara menurun dari 68,5 persen menjadi 56 persen pada periode yang sama.

Untuk mengembangkan energi non-fosil, Tiongkok telah membuat kemajuan pesat dalam membangun pembangkit listrik tenaga angin dan fotovoltaik berskala besar di medan yang tidak subur dan berbatu serta di gurun.

Negara ini terus mengembangkan ladang angin lepas pantai, secara aktif mempromosikan pembangkit listrik fotovoltaik atap di daerah perkotaan dan pedesaan. Tentunya termasuk mendorong pembangkit tenaga angin di daerah pedesaan. Tiongkok telah membangun matriks terstruktur dari stasiun pembangkit listrik tenaga air besar di cekungan sungai-sungai besar, terutama di Barat Daya.

Sementara itu, Tiongkok juga telah mengembangkan energi surya, biomassa, panas bumi, dan laut, serta pembangkit listrik melalui pembakaran sampah perkotaan yang sesuai dengan kondisi setempat. Ia telah mengembangkan tenaga nuklir dengan cara yang aman dan teratur. Berkomitmen pada pengembangan yang digerakkan oleh inovasi, Plus telah berupaya mengembangkan energi hidrogen.

Pada akhir tahun 2021, kapasitas terpasang energi terbarukan mencapai lebih dari 1 miliar kilowatt, terhitung 44,8 persen dari keseluruhan kapasitas terpasang di Tiongkok. Kapasitas terpasang tenaga air, tenaga angin, dan tenaga fotovoltaik masing-masing melebihi 300 juta kilowatt, semuanya berperingkat tertinggi di dunia.(CGTN)

Komentar

Berita Lainnya

Prioritas Agenda Kerja Sama Tiongkok-ASEAN Teknologi

Selasa, 3 November 2020 9:58:24 WIB

banner
CMG Siap Beritakan CIIE ke-3 Teknologi

Rabu, 4 November 2020 1:22:22 WIB

banner
Han Zheng Hadiri Upacara Pembukaan CIIE Ke-3 Teknologi

Jumat, 6 November 2020 1:14:28 WIB

banner
Tiongkok Gelar Harbolnas Terbesar di Dunia Teknologi

Selasa, 10 November 2020 19:55:39 WIB

banner