Senin, 20 Maret 2023 12:46:48 WIB
Mantan Menteri Ini Sebut Inggris Sembrono Ikut Perang Irak
International
Eko Satrio Wibowo
Clare Short, Mantan Menteri Negara untuk Pembangunan Internasional Inggris periode 1997-2003 (CMG)
London, Radio Bharata Online - Mantan Menteri Negara untuk Pembangunan Internasional Inggris periode 1997-2003, Clare Short, mengatakan bahwa ketika negaranya mengikuti AS dalam mengobarkan perang di Irak dua puluh tahun lalu, Inggris tidak memiliki rencana yang matang dan bertanggung jawab.
Pada Maret 2003, AS dan sekutunya melancarkan perang di Irak tanpa otorisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan dalih bahwa negara yang kala itu dipimpin Saddam Husein itu memiliki senjata pemusnah massal.
Invasi yang dipimpin AS tersebut telah menyebabkan ratusan ribu kematian, kehancuran yang luas, kekacauan politik, dan juga mengakibatkan meningkatnya politik sektarian serta meluasnya kekerasan di Irak.
Dua puluh tahun kemudian, ketika merenungkan kembali peran yang dimainkan oleh Inggris, yang saat itu mengikuti AS, Short mencatat bahwa keputusan itu diambil tanpa pertimbangan yang matang.
"Mereka (pemerintah Inggris) tidak membuat rencana. Mereka percaya pada propaganda mereka, mereka percaya Saddam Hussein adalah penguasa yang sangat kejam dan tidak populer di kalangan rakyat Irak, jadi mereka pikir rakyat akan menyambut mereka, dan mereka bisa melanjutkannya dengan hidup mereka dan tidak akan ada masalah. Jadi itu benar-benar kurangnya perencanaan yang tidak bertanggung jawab," ungkapnya.
Short juga mencatat bahwa keputusan yang diambil untuk pasukan Inggris ketika memasuki fase implementasi diambil dengan terburu-buru dan sembrono.
"Untuk pasukan Inggris, kami memberi tahu mereka perkembangan politik internasional sebelum hari itu. 'Anda akan menjadi kekuatan pendudukan, Anda akan memiliki tanggung jawab untuk memastikan orang diberi makan dan dirawat.' Dan kami mulai memesan makanan pada menit terakhir. Tidak ada rencana, persiapan, dan tidak, itu tidak diputuskan di sekitar meja Kabinet, tetapi masalahnya adalah apakah kami harus berada di dalamnya atau tidak dengan orang Amerika, tetapi semua orang tahu orang Amerika memimpin," jelas Short.
Menurut Short, perang tersebut tidak hanya merupakan kesalahan yang mengerikan, tetapi juga dilakukan dengan sengaja, yang mengabaikan otoritas PBB dan hukum internasional.
"Saya ingat perang Irak adalah kesalahan yang mengerikan dan bahwa pemerintah, Tony Blair secara individu mendapat dukungan rakyat dengan tidak jujur tentang mengapa dia melakukannya dan apakah ada senjata pemusnah massal (WMD). Apa yang terjadi di PBB bahkan ada ketidakjujuran tentang itu, berpura-pura bahwa mereka memiliki otoritas PBB padahal sebenarnya tidak. Jadi kebohongan, pelanggaran hukum internasional, kehancuran yang mengerikan, itu membuat malu pemerintah, merusak reputasinya," lanjutnya.
"Satu-satunya yang harus dilakukan sekarang adalah belajar dan mencoba membawa perdamaian dan pembangunan bagi rakyat Irak yang sangat menderita," imbuhnya.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB