Jumat, 10 Maret 2023 11:53:23 WIB

Tiongkok Sumbang Rp 3 M Amankan Nuklir Ukraina
International

AP Wira

banner

Donasi akan digunakan untuk membantu melindungi situs nuklir di Ukraina seperti pembangkit listrik Zaporizhzhya, fasilitas nuklir terbesar di Eropa. /Alexander Ermochenko/Reuters

BEIJING, Radio Bharata Online  -  Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning mengatakan, Tiongkok menyumbang sebesar  200.000 Euro (sekitar Rp.3 miliar) melalui Badan Energi Atom Internasional untuk pengamanan fasilitas nuklir Ukraina.

Mao Ning mengatakan hal itu setelah Perwakilan Tetap Tiongkok untuk PBB dan Organisasi Internasional Lainnya di Wina, Li Song mengumumkan keputusan tersebut pada pertemuan dewan gubernur IAEA, Senin (6/3/2023).

Untuk menyatakan posisinya pada penyelesaian politik krisis Ukraina, dalam sebuah makalah yang dikeluarkan bulan lalu Tiongkok mengatakan menentang serangan bersenjata terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir atau fasilitas nuklir damai lainnya, mendesak pihak-pihak yang terlibat untuk menjaga mereka tetap aman.

Tiongkok menyatakan dukungan untuk IAEA dalam memainkan peran konstruktif dalam mempromosikan keselamatan dan keamanan fasilitas nuklir damai. dan Tiongkok juga menyerukan adanya kerja sama internasional tentang keamanan nuklir dalam Makalah Konsep Prakarsa Keamanan Global.

Mao Ning, menuturkan, Tiongkok akan terus bekerja sama dengan dunia untuk membangun sistem keamanan nuklir internasional yang adil, kolaboratif, dan saling menguntungkan.

Dalam perkembangan lain, Mao menyatakan "kekhawatiran besar" Tiongkok tentang laporan bahwa Ketua DPR AS Kevin McCarthy akan bertemu dengan pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen di California selama "transit" yang terakhir dalam beberapa minggu mendatang.

Ditegaskannya, Tiongkok menentang setiap pertukaran resmi antara Taiwan dan AS dalam bentuk apa pun

Ia juga dengan tegas menentang setiap kunjungan AS yang dilakukan oleh "kepala separatis 'kemerdekaan Taiwan'" dengan nama apa pun dan dengan dalih apa pun, serta kontak AS dengan separatis dalam bentuk apa pun.

Pada konferensi pers sehari yang lalu, Menteri Luar Negeri Qin Gang juga mengatakan masalah Taiwan adalah "inti dari kepentingan inti Tiongkok, fondasi politik hubungan Tiongkok-AS dan garis merah pertama yang tidak boleh dilintasi di Tiongkok.  

Mao mendesak AS untuk mematuhi tiga komunike bersama Tiongkok-AS, dan memenuhi komitmen kepemimpinan AS untuk tidak mendukung "kemerdekaan Taiwan", "dua Tiongkok", atau "satu Tiongkok, satu Taiwan". (CGTN)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner