Sabtu, 6 Mei 2023 13:12:33 WIB
Ahli Epidemiologi Terkemuka: Langkah-Langkah Pencegahan Harus dilanjutkan Meskipun Penurunan Peringkat COVID-19 oleh WHO
Kesehatan
Angga Mardiansyah - Radio Bharata Online
Berbagai pasien, staf medis di bangsal; fasilitas medis yang beroperasi. /CCTV
Beijing, Radio Bharata Online - Langkah-langkah pencegahan dan pengendalian COVID-19 harus dilanjutkan karena penurunan tingkat kewaspadaan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak berarti virus tersebut sekarang tidak berbahaya, menurut seorang ahli epidemiologi Tiongkok terkemuka.
Pada hari Jumat, WHO mengatakan bahwa pandemi COVID-19 tidak lagi menjadi Darurat Kesehatan Masyarakat untuk Kepedulian Internasional (PHEIC), tingkat kewaspadaan tertinggi organisasi tersebut.
WHO pertama kali memberi COVID-19 tingkat kewaspadaan tertinggi pada 30 Januari 2020, dan panel ahli kesehatan global terus menerapkan label tersebut sejak saat itu, pada pertemuan yang diadakan setiap tiga bulan.
Menurut Liang Wannian, kepala panel ahli tanggap COVID-19 di bawah Komisi Kesehatan Nasional, penurunan peringkat tidak berarti tindakan pencegahan dan pengendalian tidak lagi diperlukan. Sistem pemantauan dan peringatan dini harus tetap ada, dan vaksinasi masih merupakan langkah penting melawan virus, katanya.
“Pertama, kita harus lebih efektif dan peka dalam memantau variasi patogen penyakit dan perkembangan situasi epidemi. Seperti halnya kita perlu mendirikan pos jaga yang tepat, kita perlu membangun jaringan pemantauan yang kuat. Kedua, kita masih perlu memperkuat program vaksinasi pada beberapa kelompok berisiko tinggi dan populasi kunci, karena praktik telah membuktikan bahwa vaksin efektif dalam mencegah kasus berat dan kematian, bahkan lebih efektif dalam mencegah dan mengendalikan penyebaran epidemi. untuk meningkatkan upaya kami di bidang ini," kata Liang.
Ketiga, kapasitas perawatan klinis kita, terutama untuk kasus yang parah, perlu diperkuat lebih lanjut. Keempat, kita perlu menjaga kebersihan dan kebiasaan hidup yang baik yang telah kita kembangkan selama periode pencegahan dan pengendalian epidemi.
Komentar
Berita Lainnya
BPOM Temukan 718.791 Vitamin Ilegal Dijual di Online Shop Selama Pandemi Covid-19 Kesehatan
Kamis, 6 Oktober 2022 13:37:0 WIB
Singapura Hadapi Subvarian Omicron Baru XBB, Harian Naik Lagi 9 Ribu Kasus Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 10:23:40 WIB
Jokowi: 80 Persen Vaksin COVID-19 yang Digunakan Indonesia Berasal dari RRT Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 13:43:44 WIB
Wanita dengan Dada Besar Lebih Gampang Kena Kanker Payudara? Kesehatan
Selasa, 18 Oktober 2022 9:49:9 WIB
Kemenkes: Apotek-Nakes Setop Sementara Obat Sirup! Kesehatan
Rabu, 19 Oktober 2022 8:56:53 WIB
Daftar Obat Sirup yang Dilarang dan Ditarik BPOM Kesehatan
Jumat, 21 Oktober 2022 10:15:51 WIB
Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan
Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB
Shanghai Mulai Berikan Vaksin Booster COVID-19 yang Dihirup Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:8:34 WIB
Pemerintah Gratiskan Biaya Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Akut Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:21:29 WIB
WHO Rilis Peringatan 8 Obat Sirup yang Dilarang BPOM RI Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 15:32:48 WIB
Corona Kembali Meningkat, Pemerintah Prediksi Puncaknya 1-2 Bulan Lagi Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 18:46:33 WIB
5 Kebiasaan Penyebab Sariawan, Bukan Kurang Makan Buah Kesehatan
Sabtu, 5 November 2022 7:23:52 WIB
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB
Vaksin Covid-19 Direkomendasikan Jadi Imunisasi Rutin Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:47:25 WIB
Delta Sungai Yangtze Tingkatkan integrasi melalui digitalisasi Kesehatan
Sabtu, 27 Agustus 2022 1:59:36 WIB