Sabtu, 1 April 2023 9:39:7 WIB

Uji Rudal Hipersonik Gagal! AS Makin Tertinggal dari Tiongkok dan Rusia
International

AP Wira

banner

Pusat Penelitian dan Pengembangan Lockheed Martin Corp dibangun di Orlando, Florida Amerika Serikat (AS) Fotografer: Mark Elias - Bloomberg

JAKARTA, Radio Bharata Online  - AS makin tertinggal dari Tiongkok dan Rusia dala hal rudal hipersonik. Uji terbang kedua dari prototipe rudal hipersonik Lockheed Martin Corp. Amerika Serikat (AS) gagal karena senjata tidak mengirimkan data kinerja saat penerbangan. Hal tersebut disampaikan oleh dua orang yang mengetahui kegagalan itu, dan menyebutnya sebagai kemunduran bagi upaya Amerika Serikat (AS) untuk mengejar ketertinggalan dari Tiongkok dan Rusia dalam kemampuan senjata utama.

Melansir pemberitaan Bloomberg, Rabu (29/3), Kegagalan transmisi dan hilangnya data dalam latihan ujicoba  13 Maret lalu tidak dilaporkan dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Angkatan Udara AS pada 24 Maret 2023. Pernyataan yang dikeluarkan hanya menyebut tes tersebut “memenuhi beberapa tujuan dan tim insinyur serta penguji sedang mengumpulkan data untuk analisis lebih lanjut.”

Menurut sumber yang  tidak ingin disebutkan namanya, setelah dilepaskan dari pembom B-52H di lepas pantai Selatan California, hulu ledak berhasil dipisahkan dari pendorong roketnya dan mulai terbang. Namun, setelah itu, tautan data yang mentransmisikan informasi kinerja dalam penerbangan gagal. Data telemetri dari jenis yang hilang sangat penting untuk membantu Pentagon memahami karakteristik penerbangan senjata tersebut.

Pertanyaan kuncinya adalah, apakah kegagalan itu disebabkan oleh tautan data yang salah atau akibat cacat pada hulu ledak glider. Tes itu penting karena ini adalah yang kedua dari empat yang direncanakan untuk prototipe rudal hipersonik operasional, yang dikenal sebagai Air-Launched Rapid Response Weapon, atau ARRW. Ini adalah program hipersonik teratas untuk bersaing dengan program Rusia dan Tiongkok yang telah sukses.

Rencananya, jika empat penerbangan rudal prototipe berhasil, maka akan memberi keyakinan bahwa senjata tersebut memiliki kemampuan operasional awal, dan berlanjut ke produksi.

Departemen Pertahanan AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa "karakterisasi tes ini sebagai kegagalan tidak akurat." “Semua tes perkembangan adalah kesempatan untuk belajar tentang pengoperasian sistem secara mendetail.

Sekretaris Angkatan Udara Frank Kendall mengakui kepada anggota subkomite alokasi Pertahanan DPR bahwa tes tersebut "tidak berhasil" karena "tidak mendapatkan data yang  dibutuhkan,"  dan “Saat ini sedang  mencoba memahami apa yang terjadi," ungkapnya


Pewarta: Bloomberg

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner