SHANGHAI, Radio Bharata Online - Mantan pemimpin regional Taiwan Ma Ying-jeou mendarat di Shanghai pada Senin sore, memulai perjalanan leluhur di daratan, yang menurut para ahli sangat penting untuk meredakan ketegangan di Selat Taiwan dan meningkatkan pertukaran. Selain itu, perjalanan Ma juga menunjukkan hubungan sejarah, politik dan budaya yang mendalam antara Taiwan dan daratan, serta menguraikan fakta bahwa kedua sisi Selat Taiwan adalah milik Tiongkok yang satu, dan sama.

Perjalanan daratan pertama oleh Ma, mantan presiden partai Kuomintang Tiongkok (KMT), juga merupakan yang pertama ke daratan oleh mantan pemimpin regional Taiwan sejak tahun 1949.

Ma tiba di Shanghai pada Senin sore kemudian melanjutkan perjalanan ke Nanjing. Ma disambut oleh Chen Yuanfeng, wakil direktur Kantor Kerja Komite Pusat Partai Komunis Tiongkok (PKT) Taiwan, dan pejabat senior dari Komite Kota PKT Shanghai di bandara.

Ma akan memberikan penghormatan kepada leluhurnya pada Festival Qingming, atau Hari Ziarah Makam di Changsha, dan memimpin sekelompok pelajar Taiwan untuk kegiatan komunikasi dan pertukaran di kota Nanjing, Wuhan, Changsha, Chongqing, dan Shanghai.

Mereka juga dijadwalkan mengunjungi tempat-tempat bersejarah di mana KMT berpartisipasi dalam Perang Perlawanan melawan Agresi Jepang (1931-1945), termasuk Peringatan Pertempuran Gudang Sihang di Shanghai, Balai Peringatan Korban Pembantaian Nanjing oleh Penjajah Jepang di Nanjing, dan Museum Warisan Perang Anti-Jepang Chongqing.

Zhang Wensheng, wakil dekan Institut Riset Taiwan di Universitas Xiamen, mengatakan kepada Global Times, bahwa sebagai perjalanan leluhur, kunjungan Ma ke daratan mencerminkan sejarah, budaya, dan realitas asal-usul bersama orang-orang Tionghoa di kedua sisi Selat Taiwan, yang tidak dapat dihapus oleh desinisasi dan manipulasi anti-daratan Partai Progresif Demokratik (DPP).

Sebelum meninggalkan Taipei, Ma mengatakan kepada media yang berbasis di Taiwan, bahwa perjalanan tersebut merupakan kunjungan pertamanya ke daratan.  Menurut Ma, mengajak mahasiswa untuk pertukaran kali ini dapat menghangatkan suasana lintas Selat, dan akan membantu melanjutkan dialog dan meningkatkan niat baik. (Global Time)