Sabtu, 4 Maret 2023 12:31:56 WIB
(Lagi-Lagi) AS Memfitnah Kuba via "Sindroma Havana"
International
masmo/CMG
Bertahun-tahun kebohongan tentang "Havana Syndrome" dijadikan AS sebagai alasan menekan Kuba.(sumber CMG)
Radio Bharata Online - Menteri Luar Negeri Kuba, Bruno Rodriguez telah mengecam Amerika Serikat atas tuduhan "kasar" dan "tidak berdasar" setelah terdapat laporan bahwa terjadi "Sindroma Havana" (Havana Syndrome), yakni tuduhan AS telah terjadi serangan terhadap diplomat AS di Kuba. Itu tidak benar.
Dalam postingan pedas di akun Twitter-nya, Rodriguez mengatakan bahwa tidak ada yang dapat memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan pada keluarga Kuba yang menjadi sasaran di tengah perselisihan tersebut, dan mengatakan bahwa tindakan ekstrem yang diambil oleh AS dibuat semata-mata "atas dasar kebohongan".
Ketegangan berkobar karena serangkaian penyakit yang menyerang sejumlah diplomat, yang oleh AS disebut sebagai "Sindroma Havana". Namun ternyata setelah bertahun-tahun oleh badan intelijen AS sendiri, ditemukan bahwa penyakit tersebut bukan hasil dari senjata energi atau tindakan musuh asing mana pun seperti yang dituduhkan.
Sejak 2016, beberapa staf agensi AS yang ditempatkan di luar negeri mengklaim mengalami sakit kepala, pusing, dan tinitus, dengan sebagian besar dari mereka yang mengeluhkan gejala tersebut dikatakan berbasis di Havana. Pemerintah AS percaya bahwa penyakit itu dipicu oleh senjata rahasia dari Kuba dan dengan demikian berusaha menamakannya sebagai "Sindroma Havana".
AS juga menggunakan perselisihan seputar penyakit misterius itu sebagai alasan untuk mengusir diplomat Kuba yang berbasis di AS dan menarik sebagian besar diplomatnya dari kedutaan AS di Kuba.
Rodriguez menyatakan pada hari Kamis lalu (02/03) bahwa hasil penilaian intelejen AS tersebut sama persis dengan hasil penyelidikan sebelumnya dari Kuba. Padahal sementara efek sosial yang disebabkan oleh tindakan ekstrem AS terhadap penduduk Kuba berdasarkan kebohongan tersebut tidak dapat diperbaiki.
Dia mengatakan bahwa komunitas intelijen AS akhirnya mengakui bahwa tidak ada serangan terhadap diplomat AS di Kuba atau di tempat lain setelah pemerintah AS mengeksploitasi tuduhan tak berdasar untuk mengambil tindakan terhadap Kuba yang telah secara signifikan memundurkan hubungan bilateral antara kedua belah pihak.(CMG)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB