Rabu, 23 Oktober 2024 12:22:48 WIB
Para Ahli: Tarif Proteksionis Uni Eropa terhadap Kendaraan Listrik Tiongkok Mengancam Transisi Hijau
Ekonomi
Eko Satrio Wibowo
Pakar otomotif Jerman, Ferdinand Dudenhoffer (CMG)
Jerman, Radio Bharata Online - Langkah terbaru Komisi Eropa untuk mengenakan tarif hukuman yang kontroversial pada kendaraan listrik bertenaga baterai (EV) Tiongkok akan mengancam ambisi Eropa sendiri untuk transisi hijau, merugikan konsumen Eropa, dan berdampak negatif pada pembangunan ekonomi, kata orang dalam industri tersebut dalam sebuah wawancara.
Mereka menekankan bahwa alih-alih mendorong kerja sama, tarif ini berisiko memicu konflik perdagangan yang dapat merugikan tidak hanya hubungan Tiongkok-UE, tetapi juga ambisi Eropa sendiri untuk transisi hijau.
Para ahli mengantisipasi bahwa harga EV akan meningkat karena tarif hukuman yang kontroversial, yang berpotensi memengaruhi niat beli konsumen. Langkah ini diharapkan dapat memperlambat laju transisi Eropa ke EV.
Tahun ini, tingkat pertumbuhan penjualan mobil listrik di Eropa melambat dengan cepat. Pada bulan Agustus 2024, penjualan mobil listrik di Jerman mengalami penurunan yang signifikan hampir 70 persen.
Para analis menunjukkan bahwa tingginya harga kendaraan listrik yang diproduksi di Eropa adalah alasan utama untuk niat beli konsumen yang lemah.
Pakar otomotif Jerman, Ferdinand Dudenhoffer, menyatakan bahwa tarif hukuman Uni Eropa akan semakin meningkatkan harga kendaraan listrik, yang berdampak pada tujuan netralitas karbon Uni Eropa.
"Semua produsen mobil Jerman dan Prancis menentang kebijakan tarif Komisi Eropa. Tarif hukuman Komisi Eropa telah merugikan industri otomotif Eropa dan merusak upaya untuk mengatasi perubahan iklim. Tarif tersebut secara artifisial menaikkan harga mobil listrik, yang merugikan," katanya.
Dalam beberapa tahun terakhir, produsen mobil Jerman terus berinvestasi dan memperdalam kehadiran mereka di pasar Tiongkok, membangun basis produksi, serta pusat penelitian dan pengembangan. Pasar Tiongkok telah menjadi salah satu pilar utama strategi global produsen mobil Jerman dan pendorong signifikan transformasi elektrifikasi dan inovasi teknologi.
Para profesional di industri otomotif Jerman telah menyuarakan bahwa hanya pasar terbuka dan persaingan yang sehat yang dapat mendorong inovasi.
"Saya yakin, menerapkan proteksionisme dan membangun perbatasan akan menghambat pertumbuhan dan justru mengurangi dampak positif ekonomi di masa mendatang. Jadi, jalan yang tepat untuk maju adalah melanjutkan jalur menuju keterbukaan. Itulah yang sangat kami rasakan," kata Ola Kallenius, Ketua Dewan Manajemen di Mercedes-Benz Group AG.
Komentar
Berita Lainnya
Investasi Banyak Masuk ke Jateng, Ganjar: Tingkat Layanan Kita Sangat Serius Ekonomi
Selasa, 4 Oktober 2022 18:8:39 WIB
Perdagangan Jerman mengalahkan ekspektasi pada Agustus , meski ekonomi melambat Ekonomi
Rabu, 5 Oktober 2022 18:2:24 WIB
Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi
Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB
Pakar: Tren konsumsi sehat mencerminkan kepercayaan konsumen yang kuat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:14:0 WIB
Perkiraan uang penjualan pembuat chip TSMC, persaingan melambat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:44:54 WIB
Mentan-Menkeu G20 & Bank Dunia Kumpul di AS, Cari Solusi Atasi Krisis Pangan Ekonomi
Rabu, 12 Oktober 2022 9:9:53 WIB
Lebih dari Setengah Mobil Baru akan Menggunakan Listrik pada Tahun 2025 Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:21:32 WIB
Tibet Melihat Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Tahunan Dua Digit Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:23:14 WIB
Gara-gara Hujan, Petani Risau Harga Cabai dan Beras Naik Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:37:6 WIB
PLN: Infrastruktur Listrik Kereta Cepat Rampung Juni 2023 Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:43:54 WIB
Antisipasi Resesi Gelap, Sandiaga Uno: Perkuat UMKM dan Kolaborai Ekonomi
Minggu, 16 Oktober 2022 18:8:23 WIB
Huawei akan mendirikan pusat layanan cloud Eropa pertama di Irlandia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB
14 Negara Tandatangani 100 Kerja Sama Dagang dengan Indonesia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 15:36:8 WIB
Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tembus 5,5 Persen pada Kuartal III 2022 Ekonomi
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB