Beijing, Radio Bharata Online - Tiongkok telah mengeluarkan peringatan keamanan kepada warganya yang tinggal di Sudan dan peringatan perjalanan untuk warga di dalam negeri karena pertempuran antara dua faksi militer utama Sudan berkecamuk di seluruh negeri.

Bentrokan bersenjata antara Angkatan Bersenjata Sudan dan Pasukan paramiliter RSF, yang dimulai pada hari Sabtu (15/4), dipicu oleh ketidaksepakatan atas integrasi pasukan paramiliter ke dalam Angkatan Bersenjata, sebagai bagian dari transisi menuju pemerintahan sipil.

Menyusul meletusnya kekerasan tersebut, Kedutaan Besar Tiongkok di Sudan mengeluarkan dua peringatan keamanan masing-masing pada hari Sabtu (15/4) dan Minggu (16/4), kepada warga dan institusi Tiongkok, mengingatkan mereka untuk berhati-hati dan tidak keluar kecuali untuk kebutuhan demi keselamatan hidup dan harta benda mereka. Mereka dianjurkan untuk menjauhi kamar atau jendela yang dekat dengan jalan untuk melindungi diri dari luka peluru nyasar. Dalam keadaan darurat, warga negara Tiongkok dapat menghubungi polisi dan menghubungi kedutaan tepat waktu.

Kementerian Luar Negeri Tiongkok telah mengaktifkan mekanisme tanggap darurat untuk perlindungan konsuler dan menginstruksikan kedutaan untuk melakukan yang terbaik guna melindungi warga negara dan institusi Tiongkok di Sudan, kata kementerian tersebut pada hari Senin (17/4).

Sejauh ini belum ada laporan tentang warga negara Tiongkok yang terbunuh atau terluka dalam kekerasan itu, katanya. Kementerian juga menyarankan warga Tiongkok untuk mencegah mengunjungi Sudan dan mereka yang sudah berada di Sudan untuk mengikuti perkembangan situasi.

Pertempuran yang sedang berlangsung di Sudan telah menyebabkan sedikitnya 83 orang tewas dan lebih dari 1.000 orang terluka, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Minggu (16/4).