Kamis, 16 Maret 2023 12:57:55 WIB

Terlilit Utang, Honduras Tinggalkan Taiwan dan Berpaling ke Tiongkok
International

Endro

banner

Menteri Luar Negeri Honduras Eduardo Enrique Reina tiba di KTT Amerika kesembilan, di Los Angeles, California, AS, 8 Juni 2022. REUTERS/Lucy Nicholson

JAKARTA, Radio Bharata Online - Pemerintah Honduras pada Rabu mengakui, bahwa keinginan untuk menarik investasi baru serta mengurangi beban utang, adalah alasan utama yang membuat Honduras memutuskan menjalin hubungan resmi dengan Tiongkok dan meninggalkan Taiwan.

Menteri Luar Negeri Honduras Eduardo Enrique Reina mengakui, keputusan pemerintah itu karena negara Amerika Tengah ini sedang terlilit utang, termasuk diantaranya utang sebesar USD600 juta, atau Rp9,25 triliun kepada Taiwan.

Menurut Reina, pemerintah Honduras terbelit utang sekitar USD8 miliar atau sekitar Rp123,44 triliun pada kuartal ketiga 2022.  Honduras berniat untuk memformalkan hubungan diplomatik dengan Beijing dalam beberapa hari ke depan, dan telah menghubungi Kedutaan Tiongkok di Kosta Rika, untuk memulai pembicaraan.

Reina juga mengakui bahwa keputusan tersebut adalah karena alasan pragmatis, bukan masalah ideologi.  Honduras membutuhkan investasi dan kerja sama, kebutuhan Honduras sangat besar, dan tidak mendapatkan itu dari Taiwan.

Menurut Reina, Honduras telah meminta kepada Taiwan untuk meningkatkan bantuan tahunan menjadi USD 100 juta atau sekitar Rp1,54 triliun, tetapi tidak ditanggapi. Honduras juga telah mencoba untuk melakukan negosiasi utang, namun juga tidak ada tanggapan.

Tomas Zambrano, anggota parlemen Honduras yang beroposisi, mengingatkan bahwa langkah pemerintah itu berpotensi merusak hubungan dengan Amerika Serikat, mitra dagang terbesar Honduras.

Presiden Honduras Xiomara Castro, yang sudah menyatakan akan mengalihkan hubungan ke Tiongkok dalam masa kampanye, berharap untuk tetap berhubungan baik dengan Taiwan.

Keputusan tersebut diharapkan Honduras akan membuka lebar peluang untuk membangun lebih banyak proyek infrastruktur, serta mendatangkan lebih banyak investasi.

Keputusan Honduras tersebut menimbulkan pukulan bagi Presiden Taiwan Tsai Ing Wen, yang pada April mendatang akan berkunjung ke AS dan Amerika Tengah.

Honduras juga telah mengumumkan negosiasi dengan Tiongkok guna membangun bendungan pembangkit listrik tenaga air, yang disebut sebagai Patuca II, satu bendungan dari rencana pembangunan tiga lainnya.

Tiongkok sudah menanamkan investasi sebesar USD 298 juta atau sekitar Rp4,59 triliun untuk pembangunan bendungan pertama di Honduras timur, dan telah diresmikan pada Januari 2021.

Sejak 2016, ketika Tsai menjadi presiden Taiwan, Tiongkok secara besar-besaran meningkatkan investasi di negara-negara Amerika Latin. Tak heran jika pada tahun-tahun berikutnya, wilayah itu mulai meninggalkan Taiwan dan berpaling ke Beijing, termasuk Republik Dominika, El Salvador dan Nikaragua.

Tiongkok juga tidak membolehkan negara lain untuk menjalin hubungan dengan Beijing dan Taiwan sekaligus. Bagi Tiongkok, Taiwan adalah provinsi yang memisahkan diri, dan menganggap Tsai sebagai separatis. (Reuters)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner