Sabtu, 6 Februari 2021 9:27:31 WIB

Sekitar 1.000 Pedemo Turun ke Jalan, Internet Myanmar Mati
Sosial Budaya

Kinar Lestari - Bharata Radio

banner

Demonstran anti-kudeta menggelar aksi di kota terbesar di Myanmar, Yangon, pada Sabtu (6/2), di tengah upaya pemerintah memutus internet demi membungkam kritik. (AFP/STR)

Para demonstran anti-kudeta menggelar aksi di kota terbesar di Myanmar, Yangon, pada Sabtu (6/2), di tengah upaya pemerintah memutus internet demi membungkam kritik.

\

 

AFP melaporkan bahwa sedikitnya 1.000 demonstran bergerombol di jalan dekat Universitas Yangon. Para pemrotes meneriakkan penolakan mereka terhadap kudeta sambil mengangkat salam tiga jari ke angkasa.

Salam tiga jari itu terkenal dalam film Hunger Games yang melambangkan pemberontakan terhadap sistem otoriter.

"Diktator militer, gagal, gagal! Demokrasi, menang, menang!" teriak para pengunjuk rasa yang turut mendesak militer membebaskan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, yang telah menjadi tahanan rumah.

Banyak pedemo juga membawa slogan-slogan anti kudeta. Salah satu slogan berbunyi "Melawan Kediktatoran Militer."

Sebagian besar pengunjuk rasa juga mengenakan pakaian serba merah dan bendera merah yang melambangkan partai Suu Kyi, National League for Demokrasi (NLD).

Ini merupakan protes besar perdana yang berlangsung di Myanmar sejak militer mengambil alih kekuasaan pemerintah Myanmar tak lama setelah menahan Suu Kyi dan pejabat lainnya pada Senin pekan ini.

Demonstrasi berlangsung setelah militer mencoba membungkam protes anti-kudeta yang marak digemakan netizen Myanmar dengan memblokir sejumlah media sosial, seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, hingga Instagram.

Kelompok independen pemantau layanan internet di seluruh dunia, NetBlocks, bahkan melaporkan bahwa layanan internet telah diblokir di seluruh penjuru Myanmar per Sabtu pagi.

"#Myanmar sekarang berada di tengah-tengah pemadaman internet skala nasional kedua yang dimulai pukul 10.00 waktu setempat," demikian pernyataan NetBlocks seperti dikutip AFP.

Beberapa hari usai kudeta, gerakan pemberontakan terhadap rezim militer memang terus meluas. Militer juga memblokir Facebook, platform medsos utama negara itu, setelah seruan Gerakan Pembangkangan Sipil terus meluas di kalangan pengguna Myanmar.

Gerakan itu mengajak seluruh warga Myanmar untuk membunyikan klakson dan memukul barang apa pun, terutama perkakas dapur, sebagai bentuk aksi damai menolak pemerintahan junta militer.

Keriuhan bunyi klakson dan perkakas pun terus terdengar, terutama di kota besar Myanmar, seperti Yangon dan Ibu Kota Naypyidaw, sejak Selasa hingga Kamis pekan ini.http://cnnindonesia.com

Komentar

Berita Lainnya

Pelestarian Lingkungan Sungai Yangtze Sosial Budaya

Sabtu, 8 Oktober 2022 16:4:14 WIB

banner
Hari Kota Sedunia dirayakan di Shanghai Sosial Budaya

Minggu, 30 Oktober 2022 15:32:5 WIB

banner