BEIJING, Radio Bharata Online -  Beberapa provinsi di Tiongkok memberikan cuti berbayar selama 30 hari kepada pengantin baru, dengan harapan dapat mendorong pernikahan dan meningkatkan angka kelahiran.

People's Daily Health, Selasa (21 Februari) melaporkan, cuti pernikahan berbayar minimum di Tiongkok adalah tiga hari.  Tetapi provinsi telah mampu menetapkan tunjangan mereka sendiri yang lebih banyak sejak Februari.

Provinsi Gansu di barat laut dan provinsi penghasil batu bara Shanxi, sekarang memberi cuti berbayar selama 30 hari, sementara Shanghai memberi 10 hari, dan Sichuan masih hanya tiga hari, menurut People's Daily Health.

Yang Haiyang, dekan Institut Penelitian Pengembangan Sosial Universitas Keuangan dan Ekonomi Southwestern mengatakan, memperpanjang cuti menikah adalah salah satu cara efektif untuk meningkatkan tingkat kesuburan.

Perpanjangan cuti nikah, terutama di beberapa provinsi dan kota dengan perkembangan ekonomi yang relatif lambat, adalah kebutuhan mendesak untuk memperluas angkatan kerja dan mendorong konsumsi.

Yang mengatakan, sejumlah kebijakan pendukung lainnya masih diperlukan, termasuk subsidi perumahan dan cuti melahirkan bagi laki-laki.

Dikutip dari laman Channel News Asia, tahun lalu Tiongkok mencatat tingkat kelahiran terendah, yaitu 6,77 kelahiran per 1.000 orang.

Sebagian besar penurunan adalah hasil dari kebijakan "satu anak" yang diberlakukan antara tahun 1980 dan 2015, dan lonjakan biaya pendidikan, yang membuat banyak orang di Tiongkok memiliki anak tidak lebih dari satu, atau bahkan tidak memiliki anak sama sekali. (Channel News Asia)