Kamis, 9 Februari 2023 16:16:12 WIB

Teknologi modern memungkinkan para ilmuwan Tiongkok untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang Dataran Tinggi Qinghai-Tibet yang luas melalui integrasi internet berbasis drone ke dalam pemantauan lingkungan di kawasan itu
Teknologi

Adelia - Radio Bharata Online

banner

Kawanan domba biru makan di Dataran Tinggi Qinghai-Tibet di Ngari, wilayah otonomi Tibet, pada 2 Agustus. (XINHUA/ZHANG RUFENG)

Radio Bharata Online - Teknologi modern memungkinkan para ilmuwan Tiongkok untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang Dataran Tinggi Qinghai-Tibet yang luas melalui integrasi internet berbasis drone ke dalam pemantauan lingkungan di kawasan itu.

Sistem inovatif telah diaplikasikan untuk untuk pengambilan data tentang satwa liar, fenologi (studi tentang fenomena alam siklik dan musiman), dan lingkungan di dataran tinggi yang luas dan terpencil melalui teknologi dan perangkat terintegrasi.

Sebuah tim penelitian gabungan yang terdiri dari para peneliti dari berbagai institusi — termasuk Institut Penelitian Dataran Tinggi Tibet (ITP), Universitas Teknologi Lanzhou, Universitas Lanzhou dan Institut Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Northwest di Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok — telah mengambangkan sistem ITO (Internet of Things) berbasis drone sebelumnya, dengan mengintegrasikannya dengan perangkat pemantauan ekosistem.

Data penelitian tersebut diambil dari jarak jauh menggunakan drone.

"Sistem inovatif ini mampu mempertahankan transmisi data dengan efisiensi tinggi dari daerah terpencil, menjelaskan pemantauan dan perlindungan ekosistem waktu nyata di dataran tinggi," ujar Li Xin, seorang peneliti di ITP.

"Dikenal sebagai 'Atap Dunia' dan juga sebagai 'Menara Air Asia', Dataran Tinggi Qinghai-Tibet sangat penting bagi ekologi dan lingkungan," tambahnya.

Ada harapan besar bahwa pemantauan ekosistem waktu nyata ini akan membantu memberi para peneliti pemahaman penuh tentang interaksi kompleks antara ekosistem di dataran tinggi.

Pemantauan semacam ini dapat dicapai melalui penerapan beberapa perangkat secara in situ, seperti stasiun cuaca otomatis untuk pemantauan variabilitas lingkungan dan kamera inframerah untuk dinamika populasi satwa liar dan pemantauan perilaku.

Namun, tantangan untuk mengumpulkan dan mentransmisikan sejumlah besar data yang dihasilkan dari daerah terpencil dan seringkali ekstrem tanpa jangkauan jaringan tetap ada, sehingga tim ilmuwan beralih ke drone, internet untuk benda, dan perangkat pemantauan lingkungan untuk memecahkan masalah tersebut.

Hasil pertama menunjukkan kecepatan transmisi data dari relai drone ke terminal terestrial antara 10 hingga 15 megabita per detik, yang cukup memungkinkan untuk dilakukan pengiriman gambar dan video.

Tim peneliti juga memperkenalkan strategi prioritas berdasarkan kekuatan sinyal yang membantu mengurangi waktu yang diperlukan untuk transmisi antara relai dan terminal.

Sejauh ini telah berhasil mengelola transmisi data jarak jauh berkecepatan tinggi berbasis drone pada domba biru, pohon cemara, dan aspek lingkungan lainnya dari Pegunungan Qilian di tepi utara dataran tinggi.

"Studi ini mengusulkan solusi teknologi ilmiah baru untuk pengambilan data di daerah yang sangat terpencil, di mana jaringan darat tidak ada atau jauh dan sulit dijangkau," tambah Li.(Xinhua)

Komentar

Berita Lainnya