Selasa, 28 Februari 2023 15:30:31 WIB

Wartawan AS Pertanyakan Peristiwa Ledakan Nord Stream kepada Anggota Kongres AS
International

CRI/Angga

banner

wartawan AS Jose Vega menanyakan masalah-masalah terkait peristiwa ledakan Nord Stream kepada Ketua Partai Demokrat DPR AS Hakeem Sekou Jeffries.

Belakangan ini, wartawan AS Jose Vega menanyakan masalah-masalah terkait peristiwa ledakan Nord Stream kepada Ketua Partai Demokrat DPR AS Hakeem Sekou Jeffries.

J.V (Jose Vega): “Saya berharap bapak dapat menjelaskan peristiwa ledakan Nord Stream. Kami membutuhkan perdamaian dan dialog, pertanggungjawaban harus dikejar, jembatan komunikasi harus dibangun bukannya menghancurkannya, dialog harus dilakukan bukannya menyabotase Nord Stream, cara diplomatik harus digunakan bukannya merusaknya.

Wartawan AS: Bersedih atas Kebungkaman Media-media Utama Barat

Belakangan ini, saat menerima wawancara khusus dari Russia Today, Jose Vega memaparkan pandangannya mengenai alasan AS tidak mengakui laporan Seymour Hersh terkait peristiwa peledakan Nord Stream.

Jose Vega menyatakan, politikus AS tidak ingin secara langsung menjawab masalah-masalah peristiwa ledakan Nord Stream, karena mereka memang berniat menutupi kenyataan yang dilaporkan Hersh.

J.V (Jose Vega): Jika laporan yang dikeluarkan Hersh memang benar, saya yakin itu benar, maka NATO akan dihentikan, hubungan geopolitik AS-Jerman juga akan dihentikan dalam jangka panjang, inilah sebabnya mereka tidak berdiskusi dan tidak berkomentar.

J.V (Jose Vega): Kalian seharusnya bertanya siapakah yang memperoleh keuntungannya, AS. Orang Rusia tidak mungkin meledakkan pipa gas alamnya sendiri, bukan? Peledakan Nord Stream dapat menjamin terus berlangsungnya konflik, karena Jerman tidak mempunyai pilihan, tangan dan kakinya terikat, saat ini mereka memang harus bergantung pada AS.

Terkait keadaan media-media utama Barat yang bungkam bersama-sama, Vega mengatakan, dia merasa sedih atas hal tersebut. Pipa gas alam Nord Stream melewati Laut Baltik, secara langsung menghubungkan Rusia dan Jerman, menjadi pipa utama untuk mengirimkan gas alam ke Eropa, dan selalu dipandang oleh AS sebagai ‘duri dalam daging’. Sebenarnya, Joe Biden dan dua mantan presiden AS yang sebelumnya sama-sama mempromosikan gas alam AS kepada Eropa, serta memperingatkan Eropa akan mengenakan sanksi kepada perusahaan terkait untuk mencegah dan merusak pembangunan dan operasional ‘Nord Stream’.

Walaupun menghadapi gangguan dan tekanan sanksi dari AS, pihak-pihak terkait Nord Stream-2 tetap menyelesaikan pembangunannya pada bulan September 2021.

Pada saat itulah, AS mulai kembali menghasut masalah Rusia-Ukraina, dan dengan alasan ini terus menekan dan menuntut Nord Stream untuk sementara dihentikan. Sebelum konflik Rusia-Ukraina meletus pada bulan Februari 2022, Presiden AS Joe Biden memberikan ancaman langsung kepada Nord Stream.

Pada tanggal 7 Februari 2022, Presiden AS Joe Biden pernah mengatakan, jika Rusia melancarkan serangan, maka tidak akan ada pipa Nord Stream lagi, mereka akan menghancurkannya.

Terpaksa oleh tekanan AS, pada tanggal 22 Februari 2022, Jerman mengumumkan akan sementara menghentikan proses ratifikasi program pipa gas alam Nord Sream-2.

Pada akhir bulan September 2022, ledakan dan kebocoran terjadi pada Nord Stream-1 dan Nord Stream-2 di perairan laut dekat Swedia dan Denmark. Wartawan senior AS Seymour Hersh dalam artikelnya pada awal Februari lalu mengatakan, AS adalah biang kerok dari peristiwa ledakan pipa gas alam Nord Stream tersebut.

Pewarta : CRI

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner