Rabu, 24 Agustus 2022 7:19:39 WIB

Gelombang Panas Diperkirakan akan Mereda
Tiongkok

Adelia Astari

banner

(China Daily/Yang Xiaoyong)

CHONGQING, Radio Bharata Online – Administrasi Meteorologi Tiongkok pada Selasa (23/08/2022) memperkirakan gelombang panas yang melanda Tiongkok akan mereda di beberapa bagian Tiongkok selatan selama tujuh hari ke depan. Meski demikian, diperkirakan akan ada sedikit gelombang panas di provinsi Sichuan timur dan Chongqing.

Gelombang panas ini tercatat menjadi yang paling intens sejak catatan cuaca nasional dimulai pada tahun 1961. Kondisi ini juga telah menyebabkan pemadaman listrik, kebakaran hutan dan sungai-sungai kering di seluruh Tiongkok.

Berdasarkan data dari Administrasi Meteorologi Tiongkok, tercatat terjadi lima kebakaran hutan di Chongqing dalam satu bulan terakhir, dimana suhu secara konsisten mencapai di atas 40 derajat Celcius.

Diperkirakan mulai Selasa hingga Kamis, tingkat risiko kebakaran hutan di beberapa daerah di kota dan di provinsi Sichuan akan sangat tinggi.

Pusat Administrasi Meteorologi tersebut mengatakan bahwa selama 60 hari terakhir, beban pada pasokan listrik jauh lebih berat dari biasanya karena panas yang ekstrem di provinsi Sichuan, Jiangsu dan Hubei.

Beban daya dapat bervariasi karena kondisi cuaca, terutama perubahan suhu. Biasanya, semakin tinggi suhu rata-rata harian, semakin besar beban daya.

Di Chongqing, perusahaan transportasi telah meredupkan lampu di kereta bawah tanah untuk mengurangi beban listrik dan di provinsi Sichuan, beberapa tumpukan pengisian kendaraan energi baru dimatikan.

"Karena kekurangan air di Sungai Yangtze, hasil PLTA menurun, yang membuat kondisi pasokan listrik di provinsi-provinsi di sepanjang sungai menjadi kekurangan," kata Yuan Bin, insinyur senior dari pusat tersebut dikutip dari China Daily.

CCTV melaporkan pada Selasa (23/08/2022), pada bulan Agustus aliran saluran utama Sungai Yangtze berkurang sekitar setengahnya dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu karena curah hujan yang lebih sedikit.

Data dari Dinas Meteorologi Hubei menunjukkan bahwa 92 persen wilayah daratan provinsi telah mengalami kekeringan.

Chen Xuan, kepala BMKG Hubei, mengatakan bahwa sejak Agustus, suhu tinggi telah melanda provinsi Hubei secara ekstrem, dimana suhu maksimum harian di 30 kabupaten dan kota telah memecahkan rekor sejarah.

Editor: Thomas Rizal

Komentar

Berita Lainnya