Jumat, 20 Januari 2023 11:51:3 WIB
AS Hendaknya Berbagi Data dan Informasi Pandemi Covid-19 ke Seluruh Dunia
Kesehatan
CRI
Prilaku AS mempolitisasi bahkan mengutak-atik data Covid-19, berefek 'blunder' pada AS sendiri
Radio Bharata Online - Dewasa ini, lebih dari 43 persen kasus infeksi di AS diakibatkan oleh subvarian Omicron XBB.1.5, yang penularannya paling cepat di AS. Laporan GISAID (Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data) menunjukkan, selama tiga tahun terakhir ini, AS hampir dilanda oleh semua varian virus atau subvarian virus corona yang bermutasi. Mengapa subvarian Omicron XBB.1.5 mengakibatkan penularan besar-besaran di AS? Apakah pemerintah AS mengambil tindakan pencegahan? Masyarakat internasional sedang menunggu jawaban dari AS.
Menurut GISAID, kasus subvarian Omicron XBB.1.5 pertama kali dilaporkan di New York dan negara bagian Connecticut pada akhir Oktober 2022, sampai sekarang subvarian ini sudah ditemukan di sekurang-kurangnya 74 negara dan daerah. Selama tiga tahun ini, varian virus corona di AS terus bermutasi, AS benar-benar adalah ‘negara penyebar virus paling serius’. Hal ini dikarenakan oleh AS yang tidak terbuka dan transparan dalam pembagian data dan informasi pandemi. Contohnya, jauh pada bulan Mei 2020, negara bagian Florida pernah menghapuskan data 171 orang yang menunjukkan gejala Covid-19 atau hasil tes Covid-19nya positif. Pada Mei 2022, NBC melaporkan, mungkin ada kelalaian dalam pelaporan kasus terinfeksi Covid-19 di AS.
Justru karena pemerintah AS mempolitisasi pandemi Covid-19, menyembunyikan dan mengutak-atik data, sehingga mengakibatkan penularan besar-besaran Covid-19 di AS, dan memperlamban proses penanggulangan pandemi global. Saat ini, WHO menyebutkan bahwa subvarian Omicron XBB.1.5 adalah varian yang daya menularnya paling kuat sejauh ini. Sebagai negara penyebar virus paling serius, AS hendaknya membagikan data dan informasi pandemi, dunia berhak mengentahui kebenaran! (CRI)
Komentar
Berita Lainnya
BPOM Temukan 718.791 Vitamin Ilegal Dijual di Online Shop Selama Pandemi Covid-19 Kesehatan
Kamis, 6 Oktober 2022 13:37:0 WIB
Singapura Hadapi Subvarian Omicron Baru XBB, Harian Naik Lagi 9 Ribu Kasus Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 10:23:40 WIB
Jokowi: 80 Persen Vaksin COVID-19 yang Digunakan Indonesia Berasal dari RRT Kesehatan
Senin, 17 Oktober 2022 13:43:44 WIB
Wanita dengan Dada Besar Lebih Gampang Kena Kanker Payudara? Kesehatan
Selasa, 18 Oktober 2022 9:49:9 WIB
Kemenkes: Apotek-Nakes Setop Sementara Obat Sirup! Kesehatan
Rabu, 19 Oktober 2022 8:56:53 WIB
Daftar Obat Sirup yang Dilarang dan Ditarik BPOM Kesehatan
Jumat, 21 Oktober 2022 10:15:51 WIB
Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan
Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB
Shanghai Mulai Berikan Vaksin Booster COVID-19 yang Dihirup Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:8:34 WIB
Pemerintah Gratiskan Biaya Pengobatan Pasien Gagal Ginjal Akut Kesehatan
Rabu, 26 Oktober 2022 16:21:29 WIB
WHO Rilis Peringatan 8 Obat Sirup yang Dilarang BPOM RI Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 15:32:48 WIB
Corona Kembali Meningkat, Pemerintah Prediksi Puncaknya 1-2 Bulan Lagi Kesehatan
Jumat, 4 November 2022 18:46:33 WIB
5 Kebiasaan Penyebab Sariawan, Bukan Kurang Makan Buah Kesehatan
Sabtu, 5 November 2022 7:23:52 WIB
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB
Vaksin Covid-19 Direkomendasikan Jadi Imunisasi Rutin Kesehatan
Minggu, 6 November 2022 7:47:25 WIB
Delta Sungai Yangtze Tingkatkan integrasi melalui digitalisasi Kesehatan
Sabtu, 27 Agustus 2022 1:59:36 WIB