Selasa, 28 Februari 2023 10:31:56 WIB

Kekurangan Pangan, Kim Perintahkan Korea Utara Lakukan Transformasi Pertanian
International

Endro

banner

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri rapat pleno ke-7 yang diperbesar dari Komite Sentral Partai Buruh Korea (WPK) ke-8 di Pyongyang, Korea Utara, 27 Februari 2023 dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara (KCNA) ). (Foto: KCNA via REUTERS)

JAKARTA, Radio Bharata Online - Di tengah kekhawatiran bahwa kekurangan pangan semakin memburuk, Media Pemerintah mengatakan bahwa Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, mendesak pejabat pemerintah untuk merekayasa "transformasi mendasar" dalam produksi pertanian.

Menurut Kantor Berita KCNA, Kim mengatakan, mencapai target produksi biji-bijian tahun ini adalah prioritas utama, dan menekankan pentingnya produksi pertanian yang stabil.  Kim mengatakan hal itu pada hari kedua rapat pleno ketujuh, Komite Pusat Partai Buruh Korea ke-8 pada hari Senin.

Laporan itu tidak merinci tindakan apa yang akan diambil Korea Utara, tetapi Kim mengatakan perubahan itu perlu dalam beberapa tahun ke depan.

Menurut para peneliti, pertanian kolektif menyumbang sebagian besar pertanian Korea Utara. Pertanian semacam itu biasanya menampung banyak petani kecil yang menghasilkan tanaman dengan kerja bersama.

Pernyataan Kim itu muncul di tengah laporan meningkatnya kekurangan pangan di negara itu, meskipun Korea Utara membantah anggapan bahwa negara itu tidak dapat memenuhi kebutuhan warganya.

Awal bulan ini, Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan, situasi pangan di Korea Utara "tampaknya memburuk".

Korea Utara berada di bawah sanksi internasional yang ketat atas program senjata nuklir dan rudal balistiknya, dan ekonominya semakin diperketat oleh penguncian perbatasan yang diberlakukan sendiri, untuk menghentikan wabah COVID-19.

Tingkat kekurangan pangan di Korea Utara tidak jelas, tetapi dalam laporan Januari, proyek Utara 38 yang berbasis di AS mengatakan, bahwa kerawanan pangan berada pada titik terburuk, sejak kelaparan yang menghancurkan negara itu pada 1990-an. Usaha swasembada Korea Utara, berarti hampir semua biji-bijiannya diproduksi di dalam negeri, tetapi hal itu telah membuat ketahanan pangan negara itu menjadi rentan.

Ironisnya, mencapai hasil pertanian yang memadai di tanah yang tidak menguntungkan, Korea Utara telah menghasilkan ketergantungan yang besar pada barang-barang impor, dan membuat negara itu terkena guncangan global, konflik diplomatik, dan cuaca buruk. (Channel News Asia)

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner