JAKARTA, Radio Bharata Online - Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNOSAT) telah mengaktifkan layanan pemetaan daruratnya di daerah-daerah yang dilanda gempa di Türkiye untuk membantu upaya bantuan. Sebuah tim peneliti dari Universitas Wuhan Tiongkok tengah diundang untuk memetakan lampu di area tersebut pada malam hari menggunakan data penginderaan jauh untuk membantu menganalisis situasi bencana dengan lebih baik di berbagai area dan mengalokasikan sumber daya bantuan.
Li Xi, seorang profesor di State Key Laboratory of Information Engineering in Surveying, Mapping and Remote Sensing di Universitas Wuhan, bersama dengan timnya, memberikan data penginderaan jauh dari daerah yang dilanda gempa ke UNOSAT. Hasil penilaian awal, menunjukkan di daerah Hatay, Kahramanmaras dan Adiyaman Adalah daerah yang terdampak bencana sangat serius.
Tiongkok menggunakan Satelit ilmu bumi SDGSAT-1, yang dikembangkan oleh Chinese Academy of Sciences, untuk menyediakan data prabencana bagi para peneliti untuk dibandingkan dengan kondisi pascabencana. Selain itu, teleskop ruang angkasa komersial Yangwang-1, yang dikembangkan oleh Origin Space Technology Co., Ltd., dan satelit mikro-nano QMX-1, yang dikembangkan oleh Universitas Wuhan, juga telah digunakan. Selain itu tim juga mengambil bantuan dari Suomi-NPP, satelit meteorologi milik A.S untuk mendapatkan data dengan rentang waktu yang lebih panjang dan jangkauan yang lebih luas.
Tim tersebut selanjutnya melaporkan hasil analisis ke UNOSAT, Program Pangan Dunia dan lembaga lainnya. Hasilnya dapat digunakan untuk membantu merumuskan kebijakan bantuan dan memantau kemajuan rekonstruksi pascabencana.
Sebagai informasi Sejak 2012 profesor Li Xi, bersama tim-nya telah terlibat dalam bidang penelitian penginderaan jauh bercahaya, menilai dampak bencana kemanusiaan dengan data terkait. Penelitian mereka sebelumnya di Suriah, Yaman, dan tempat lain telah dapat digunakan untuk menilai bencana kemanusiaan secara efisien, dan digunakan oleh Dewan Keamanan PBB dan badan lainnya berkali-kali. (CGTN)