Sabtu, 25 Maret 2023 11:21:55 WIB

Tiongkok Harap Bergabungnya AS Kembali ke UNESCO Lebih Bertanggung Jawab
International

Eko Satrio Wibowo

banner

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning (CMG)

Beijing, Radio Bharata Online - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Mao Ning, pada hari Jum'at (24/3) mengatakan bahwa Tiongkok berharap bergabungnya kembali AS dengan badan kebudayaan PBB UNESCO untuk memikul tanggung jawab internasional, bukan untuk mengistimewakan dirinya sendiri. 

Sebelumnya, AFP melaporkan Sekretaris Negara AS, Antony Blinken, pada hari Rabu (22/3) meminta Kongres untuk menyetujui bergabungnya AS kembali ke dalam Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB, UNESCO. 

Ia mengatakan ketidakhadiran AS di UNESCO telah membiarkan Tiongkok menulis "aturan, norma dan standar untuk kecerdasan buatan" versinya sendiri. 

"Amerika Serikat telah menarik diri dari UNESCO dua kali, yang telah memberikan dampak negatif pada kerja organisasi. Jika AS ingin kembali ke UNESCO, kami berharap niat awalnya adalah memikul tanggung jawab internasional, memenuhi kewajiban internasional, mendukung multilateralisme dan mempromosikan kerja sama internasional," ujar Mao Ning. 

"Pada saat yang sama, pihak AS harus meninjau kesalahannya karena melanggar perjanjian dan memberikan hak istimewanya sendiri, dan menunjukkan niat baik dan ketulusannya dalam mematuhi peraturan internasional dan menghormati sistem hukum internasional. Dengan cara ini, pihak AS dapat mendapatkan kepercayaan dari masyarakat internasional dan dukungan dari anggota UNESCO," lanjutnya.

"Lembaga internasional adalah platform untuk kerja sama internasional, bukan medan perang untuk permainan geopolitik. Jika pihak AS tulus dan objektif dalam mengevaluasi peran positif Tiongkok di UNESCO, kami menyambutnya. Namun, jika pihak AS kembali ke UNESCO untuk menyeimbangkan dan membatasi pengaruh Tiongkok, itu hanya akan menimbulkan pertanyaan bahwa pihak AS hanya memasukkan anggur lama ke dalam botol baru, masih mengutamakan dirinya sendiri di atas barang publik internasional," tegas Mao.

Menurut Washington Post 39 tahun yang lalu, pada tahun 1984 AS menarik diri dari UNESCO untuk pertama kalinya, mengklaim badan itu "dipolitisasi ke kiri" dan "tidak bertanggung jawab secara finansial".

Penarikan kedua diajukan oleh mantan Presiden Donald Trump pada tahun 2017 dan mulai berlaku pada hari terakhir tahun 2018. AS menarik diri lagi lantaran "bias anti-Israel" badan tersebut karena telah memberikan keanggotaan penuh kepada Palestina.

Komentar

Berita Lainnya

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International

Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

banner