• Home
  • Berita
  • Program
  • Penyiar
  • Poadcast
Sosial Budaya







Kesenian Debus dan Kaitannya dengan Penyebaran Islam di Nusantara

Rasyid Ridho
30 Sep 2020 15.30 WIB
Kesenian Debus Asal Banten (foto: correcto.id)

5

BANTEN - Banten tak lepas dengan kesenian debus yang dahulu dijadikan salah satu cara untuk menyebarkan agama Islam di nusantara. Debus mulai dikenal pada masyarakat Banten pada abad 16 masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin (1532-1570).

Debus merupakan alat penyebaran agama Islam pada zaman dulu. Sebab, sebelum dimulai para pemain melantunan salawat dan puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW.  Dahulu, debus selain menjadi media untuk penyebaran agama Islam di Banten juga menjadi sebuah alat untuk memompa semangat juang rakyat banten melawan penjajah Belanda pada masa Sultan Ageng Tirtayasa," kata Ketua Umum Paku Banten Center Indonesia Rosyadi MN saat berbincang di kediamannya.

Saat ini, kata Rosyadi, debus merupakan kesenian bela diri yang mempertunjukan kemampuan manusia yang luar biasa dan tidak masuk akal seperti kebal senjata tajam, kebal air keras, makan paku, makan beling dan yang lainnya.

"Sekarang semakin banyak acara yang memamerkan aksi debus, di acara pemerintahan, dihadapan para wisawatan sampai pesta pernikahan dipertontonkan debus," ujarnya.

Namun, bagi sebagian masyarakat awam kesenian Debus terlihat sangat ekstrim dan menakutkan. "Memang kelihatan ekstrim. Tapi kalau sudah tahu cara memainkannya sama saja dengan bela diri lainnya," kata dia.

Kesenian Debus Asal Banten (Rasyid Ridho-Sindonews)	 

Dia menyebutkan, berbagai atraksi yang biasa dipertunjukan seperti menusuk perut dengan tombak atau senjata tajam lainnya tanpa terluka, mengiris bagian anggota tubuh dengan pisau atau golok. Kemudian, menusukkan jarum kawat ke lidah, kulit pipi atau anggota tubuh lainnya hingga tebus tanpa mengeluarkan darah, menyiram tubuh dengan air keras hingga pakaian yang dikenakan hancur lumat namun kulit tetap utuh.

"Menggoreng telur di atas kepala, bermain bola api, berguling diserpihan beling, tidur diatas tajamnya paki hingga menaiki tangga dengan susunan golok tajam," ucapnya.https://news.okezone.com/read/2019/03/22/340/2033731/kesenian-debus-dan-kaitannya-dengan-penyebaran-islam-di-nusantara

Saat bermain, sholawat dan musik tradisional akan terus dilantunkan hingga berakhirnya atraksi oleh para pengiring.

Dia menegaskan, kesenian debus tidak ada kaitannya sama sekali dengan ilmu sihir atau magis yang sudah jelas dilarang oleh ajaran agama islam. Hanya saja keahlian dari para pemainnya.

(fid)

Bagikan

Komentar

Berita Lainnya

14 Sep 2020
Kerja sama ASEAN Plus Tiga (APT), Saluran Utama Kerja Sama Asia Timur Dalam Memerangi COVID-19 dan Menghidupkan Kembali Perekonomian.
14 Sep 2020
Tiongkok – ASEAN Memperdalam Kerja Sama di Masa Pandemi
14 Sep 2020
Desa Tibet Jadi Sejahtera Melalui Pariwisata
14 Sep 2020
Kebohongan Dalam Pernyataan AS Terkait Xinjiang: Tentang Tingkat Pertumbuhan Alami Penduduk Xinjiang
14 Sep 2020
Pertempuran Tiongkok Melawan Covid-19 Episode II
14 Sep 2020
Pertempuran Tiongkok Melawan Covid-19 Episode I

Poadcast Menarik

Pariwisata

Produser: Adelia Astari

JELAJAH BUDAYA

Produser: BAGAS SUMARLAN

Asal Usul

Produser: Fitra Febriana

PROFIL TOKOH

Produser: Dika
  • Privacy Policy
  • Advertisement
© Copyright © Radio Bharata 738 AM by Ahmad Diyaz

Poadcast

  • Pariwisata
  • JELAJAH BUDAYA
  • PROFIL TOKOH
  • Asal Usul
  • DATA DALAM FAKTA
  • Jendela Inspirasi
  • KISAH DAN MOTIVASI
  • JELAJAH BUDAYA

Program Acara

  • Semangat Pagi
  • Zona Siang
  • Beranda Sore
  • Nuansa Akhir Pekan
  • Pelangi Bharata
  • Cafe Bharata
  • Trending Topik
  • Warna Warni

Follow Us