Jumat, 30 Juni 2023 14:19:11 WIB
Perdagangan Tiongkok-RCEP Naik 4,5 Persen dalam 5 Bulan Pertama Tahun 2023
Ekonomi
Eko Satrio Wibowo
Ketua Dewan Tiongkok untuk Promosi Perdagangan Internasional, Ren Hongbin (CMG)
Shandong, Radio Bharata Online - Perdagangan antara Tiongkok dan anggota lain dari Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional atau Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) mengalami pertumbuhan cepat dari Januari hingga Mei 2023 sejak perjanjian itu mulai berlaku tahun lalu, menurut forum kerja sama ekonomi dan perdagangan di bawah kerangka tersebut.
Ketua Dewan Tiongkok untuk Promosi Perdagangan Internasional, Ren Hongbin, pada pertemuan tersebut mengatakan perdagangan Tiongkok dengan anggota RCEP lainnya meningkat 4,5 persen tahun ke tahun menjadi 5,11 triliun yuan (sekitar 10.600 triliun rupiah) dalam lima bulan pertama tahun 2023.
Forum Tingkat Tinggi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan RPEC 2023 iru berlangsung selama tiga hari, yang dimulai pada hari Rabu (28/6) lalu di Kota Qingdao, Provinsi Shandong, Tiongkok timur.
Hongbin mengatakan bahwa ekspor Tiongkok ke anggota RCEP lainnya meningkat 7,5 persen dari tahun sebelumnya menjadi 12,95 triliun yuan (sekitar 26 ribu triliun rupiah), terhitung 30,8 persen dari total nilai perdagangan luar negeri Tiongok. Selain itu, investasi langsung non-keuangan Tiongkok dan pemanfaatan aktual investasi dari anggota RCEP lainnya mencapai 17,96 miliar (sekitar 270 triliun rupiah) dan 23,53 miliar dolar AS (sekitar 354 triliun rupiah), yang menunjukkan peningkatan masing-masing sebesar 18,9 persen dan 23,1 persen.
"Tiongkok telah menandatangani 20 perjanjian perdagangan bebas dengan 27 negara dan wilayah, dan perdagangannya dengan mitra dagang bebasnya menyumbang sekitar 35 persen dari total volume perdagangan luar negeri," ungkap Ren.
RCEP, blok perdagangan terbesar di dunia yang mulai berlaku pada hari pertama tahun 2022, kini mencakup 15 negara Asia Timur dan Pasifik, yang merupakan sepertiga dari populasi dan PDB global. Ratifikasi perjanjian oleh Filipina merupakan langkah terbaru dalam integrasi regional.
Filipina sejak 2 Juni 2023 telah menikmati tarif yang menguntungkan dalam perdagangan dengan Tiongkok untuk mobil, produk plastik tertentu, tekstil, dan lain-lain. Setelah masa transisi, tarif atas produk-produk di atas secara bertahap akan diturunkan menjadi nol.
Komentar
Berita Lainnya
Investasi Banyak Masuk ke Jateng, Ganjar: Tingkat Layanan Kita Sangat Serius Ekonomi
Selasa, 4 Oktober 2022 18:8:39 WIB
Perdagangan Jerman mengalahkan ekspektasi pada Agustus , meski ekonomi melambat Ekonomi
Rabu, 5 Oktober 2022 18:2:24 WIB
Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi
Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB
Pakar: Tren konsumsi sehat mencerminkan kepercayaan konsumen yang kuat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:14:0 WIB
Perkiraan uang penjualan pembuat chip TSMC, persaingan melambat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:44:54 WIB
Mentan-Menkeu G20 & Bank Dunia Kumpul di AS, Cari Solusi Atasi Krisis Pangan Ekonomi
Rabu, 12 Oktober 2022 9:9:53 WIB
Lebih dari Setengah Mobil Baru akan Menggunakan Listrik pada Tahun 2025 Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:21:32 WIB
Tibet Melihat Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Tahunan Dua Digit Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:23:14 WIB
Gara-gara Hujan, Petani Risau Harga Cabai dan Beras Naik Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:37:6 WIB
PLN: Infrastruktur Listrik Kereta Cepat Rampung Juni 2023 Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:43:54 WIB
Antisipasi Resesi Gelap, Sandiaga Uno: Perkuat UMKM dan Kolaborai Ekonomi
Minggu, 16 Oktober 2022 18:8:23 WIB
Huawei akan mendirikan pusat layanan cloud Eropa pertama di Irlandia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB
14 Negara Tandatangani 100 Kerja Sama Dagang dengan Indonesia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 15:36:8 WIB
Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tembus 5,5 Persen pada Kuartal III 2022 Ekonomi
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB