Senin, 17 Juli 2023 17:20:48 WIB
Kamboja berharap RCEP dan FTA bilateral akan tingkatkan ekspor barang garmen, alas kaki, dan perjalanan
Ekonomi
Adelia - Radio Bharata Online
Suasana kerja pabrik garmen. (Xinhua)
Radio Bharata Online - Kamboja menaruh harapan pada perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) dan perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA) bilateral untuk meningkatkan ekspor barang garmen, alas kaki, dan perjalanan (garment, footwear and travel/GFT).
Presiden Asosiasi Alas Kaki Kamboja Ly Khun Thai mengatakan negara Asia Tenggara tersebut mencatat peningkatan yang signifikan dalam ekspor sepatu ke Tiongkok dan Korea Selatan sejak RCEP dan FTA bilateral Kamboja dengan kedua negara itu mulai berlaku tahun lalu.
"Ada banyak negara di bawah perjanjian RCEP. Dengan tarif preferensial, kami berharap dapat menerima lebih banyak pesanan pembelian untuk produk GFT kami dari negara-negara anggota RCEP tersebut," katanya kepada sebuah saluran TV lokal pada Jumat (14/7).
Pasar utama barang GFT Kamboja saat ini adalah Eropa, Amerika Serikat (AS), dan Kanada.
Komentarnya muncul setelah negara kerajaan itu mencatat penurunan hampir seperlima dalam ekspor produk GFT selama paruh pertama 2023.
Kamboja mengekspor barang GFT senilai 5,26 miliar dolar AS dari Januari hingga Juni tahun ini, turun 18,7 persen dari 6,47 miliar dolar pada periode yang sama tahun lalu, menurut laporan Departemen Umum Bea dan Cukai.
Industri barang GFT merupakan penyumbang devisa terbesar bagi Kamboja. Sektor ini terdiri dari sekitar 1.100 pabrik dan cabang, mempekerjakan sekitar 750.000 pekerja, yang mayoritas perempuan.
Wakil Sekretaris Negeri dan Juru Bicara Kementerian Perdagangan Kamboja Penn Sovicheat mengatakan RCEP dan FTA bilateral Kamboja dengan Tiongkok dan Korea Selatan adalah kontributor utama terhadap peningkatan ekspor negara itu.
"Kesepakatan perdagangan bebas ini telah dan akan terus mendorong pertumbuhan ekspor kami dalam jangka panjang," katanya kepada Xinhua pada Minggu (16/7).
Sovicheat menegaskan kembali bahwa pakta perdagangan ini akan membantu Kamboja keluar dari status negara terbelakang pada 2027 mendatang, mencapai tujuan ambisiusnya menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas pada 2030 dan negara berpenghasilan tinggi pada 2050.
RCEP terdiri dari 15 negara Asia-Pasifik, termasuk 10 negara anggota ASEAN yaitu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam, serta lima mitra dagang mereka, yaitu China, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. (XINHUA)
Komentar
Berita Lainnya
Investasi Banyak Masuk ke Jateng, Ganjar: Tingkat Layanan Kita Sangat Serius Ekonomi
Selasa, 4 Oktober 2022 18:8:39 WIB
Perdagangan Jerman mengalahkan ekspektasi pada Agustus , meski ekonomi melambat Ekonomi
Rabu, 5 Oktober 2022 18:2:24 WIB
Krisis Ekonomi 1997 Kembali Bayangi Asia Ekonomi
Kamis, 6 Oktober 2022 13:29:54 WIB
Pakar: Tren konsumsi sehat mencerminkan kepercayaan konsumen yang kuat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:14:0 WIB
Perkiraan uang penjualan pembuat chip TSMC, persaingan melambat Ekonomi
Jumat, 7 Oktober 2022 19:44:54 WIB
Mentan-Menkeu G20 & Bank Dunia Kumpul di AS, Cari Solusi Atasi Krisis Pangan Ekonomi
Rabu, 12 Oktober 2022 9:9:53 WIB
Lebih dari Setengah Mobil Baru akan Menggunakan Listrik pada Tahun 2025 Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:21:32 WIB
Tibet Melihat Pertumbuhan Pengeluaran Konsumsi Tahunan Dua Digit Ekonomi
Kamis, 13 Oktober 2022 21:23:14 WIB
Gara-gara Hujan, Petani Risau Harga Cabai dan Beras Naik Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:37:6 WIB
PLN: Infrastruktur Listrik Kereta Cepat Rampung Juni 2023 Ekonomi
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:43:54 WIB
Antisipasi Resesi Gelap, Sandiaga Uno: Perkuat UMKM dan Kolaborai Ekonomi
Minggu, 16 Oktober 2022 18:8:23 WIB
Huawei akan mendirikan pusat layanan cloud Eropa pertama di Irlandia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 10:1:4 WIB
14 Negara Tandatangani 100 Kerja Sama Dagang dengan Indonesia Ekonomi
Kamis, 20 Oktober 2022 15:36:8 WIB
Sri Mulyani Pede Ekonomi RI Tembus 5,5 Persen pada Kuartal III 2022 Ekonomi
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:45:9 WIB