Honduras, Radio Bharata Online - Seorang teknisi Honduras dalam sebuah wawancara dengan China Global Television Network (CGTN) mengatakan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) buatan Tiongkok, Patuca III, di Honduras telah meningkatkan pasokan listrik dan kondisi kehidupan masyarakat di sekitarnya.
Terletak di sungai Patuca, sekitar 200 kilometer tenggara ibu kota Tegucigalpa, pembangkit tersebut merupakan proyek pembangkit listrik tenaga air skala besar pertama yang dibangun di Honduras dalam tiga dekade terakhir. Konstruksi dimulai pada 2015 dan akan selesai lima tahun kemudian.
Menurut Sinohydro Corporation, pembangun pembangkit tersebut dapat menyediakan hingga empat persen pasokan listrik negara setelah terhubung sepenuhnya ke jaringan listrik nasional.
Alvaro Javier Ramirez, manajer teknis Unit Khusus Proyek Energi Terbarukan di Perusahaan Energi Listrik Nasional Honduras, mengatakan kepada CGTN bahwa daerah tersebut dulunya memiliki pasokan listrik yang sangat buruk sebelum stasiun Patuca III beroperasi.
"Proyek itu (datang) untuk mendukung pasokan listrik di wilayah itu. Wilayah itu sangat (terpencil) dan sistem kelistrikannya sangat buruk. Setelah proyek itu (selesai), semua orang yang tinggal di sana memiliki kondisi kehidupan terbaik di daerah itu," katanya.
Ramirez telah lima kali mengunjungi Tiongkok untuk membahas berbagai proyek kerja sama. Dengan terjalinnya hubungan diplomatik, ia berharap akan ada kerja sama infrastruktur lebih lanjut antara kedua negara di masa mendatang.
"Anda memiliki banyak hal untuk dibagikan dengan kami. Mungkin hal terpenting yang ingin saya ungkapkan kepada Anda adalah sistem energi, membangun bendungan, membangun sistem saluran transmisi, gardu induk, sistem kelistrikan, karena saya fokus tentang itu," ujarnya.
"Tapi banyak hal yang bisa menjadi kenyataan dengan Anda, mungkin rel kereta api, banyak hal, pelabuhan, bandara. Banyak hal yang bisa Anda bagikan dengan kami. Anda punya di negara Anda, infrastruktur berkembang paling penting yang pernah saya lihat di banyak negara di dunia," tambah Ramirez.