Senin, 20 Maret 2023 17:15:52 WIB
Mengaku Akan Ditangkap, Trump serukan Protes Besar-besaran
International
Endro
Para pendukung pro-Trump menyerbu Gedung Kongres AS, setelah rapat umum dengan Presiden Donald Trump pada 6 Januari 2021 di Washington, DC. Para pendukung Trump berkumpul di ibu kota negara untuk memprotes pengesahan kemenangan Electoral College Joe Biden atas Presiden Trump pada pemilu 2020. Foto: Samuel Corum/Getty Images/VCG
JAKARTA, Radio Bharata Online - Mantan presiden AS Donald Trump pada hari Sabtu mengklaim bahwa dia akan ditangkap pada hari Selasa 21 Maret, sambil menyerukan kepada para pendukungnya untuk melakukan protes massal, ketika dewan juri di New York menyelidiki hubungannya dengan pembayaran uang tutup mulut, kepada mantan bintang film dewasa Stormy Daniels.
Para ahli mengatakan bahwa retorika Trump menandakan tahap baru perjuangan partisan yang lebih sengit, dan merupakan cerminan lain bahwa sistem peradilan AS telah kehilangan rasa keadilan, dan hanya berfungsi sebagai alat politik dalam negeri AS.
AP melaporkan, Trump membuat pernyataan tersebut di situs media sosialnya, Truth Social, pada hari Sabtu dalam sebuah posting yang panjang. Namun, pengacaranya mengatakan tidak ada notifikasi dari penegak hukum, dan postingan Trump tersebut hanya didasarkan pada laporan media.
Seruannya untuk melakukan protes menggema di hari-hari terakhirnya menjabat, ketika dia berulang kali mendesak para pendukungnya untuk menolak hasil pemilihan presiden tahun 2020, yang mengarah pada serangan mematikan di Gedung Kongres AS pada 6 Januari 2021.
CNN melaporkan, inti kasus ini adalah dugaan uang tutup mulut yang dibayarkan atas nama Trump oleh pengacaranya, Michael Cohen, sebelum pemilihan presiden 2016 untuk membungkam Daniels, yang mengatakan bahwa ia pernah terlibat skandal sex dengan Trump.
Cohen mengaku bersalah pada tahun 2018, karena pembayaran tersebut merupakan bantuan ilegal untuk kampanye Trump. Sementara jaksa federal, menolak untuk mengajukan tuntutan terhadap Trump sendiri pada saat itu.
Diao Daming, seorang profesor di Renmin University of China di Beijing, mengatakan kepada Global Times pada hari Minggu, bahwa kasus ini mencerminkan tidak ada keadilan dalam sistem peradilan AS, tetapi hanya alat yang digunakan untuk melayani politik Amerika.
Menurut media lokal, jika Trump didakwa, ia akan menjadi mantan presiden AS pertama yang menghadapi tuntutan kriminal. Ini juga akan menjadi perkembangan yang luar biasa, setelah bertahun-tahun penyelidikan terhadap bisnis, politik, dan urusan pribadi Trump. (GT)
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB
Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB
Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB
Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB
Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB
Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB
Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB
Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB
AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB
Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB
Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB
Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB
Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB
Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB
Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB