Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin Senin kemarin (10/4) ketika menanggapi tuduhan pejabat tinggi AS dan pejabat Bank Dunia menyatakan, Tiongkok bukan sumber ‘perangkap utang’ negara-negara Afrika, melainkan mitra yang membantu negara-negara berkembang luas termasuk negara-negara Afrika untuk melepaskan diri dari ‘perangkap kemiskinan’. 

Wang Wenbin menunjukkan, “Tiongkok sangat mementingkan dan aktif membantu Afrika mengantisipasi masalah utang, dalam Inisiatif Penangguhan Layanan Utang G20 (DSSI), kontribusi Tiongkok adalah yang paling besar. Hasil penelitian terbaru Badan Penelitian Tiongkok-Afrika (CARI) Univeristas Johns Hopkins AS menunjukkan, Tiongkok aktif berpartisipasi dalam DSSI, skala penangguhan utang yang dikontribusikan Tiongkok mencapai 63 persen. Laporan CARI menunjukkan, Tiongkok telah memelihara konsultasi baik dengan pihak peserta lain, dengan efektif menjalankan tindakan penangguhan pembayaran utang, dan telah  menunaikan tanggungjawabnya secara baik. ”

Wang Wenbin menekankan, sejumlah politikus AS dan Barat membikin perangkap kebohongan, berniat mengintervensi dan merusak kerjasama Tiongkok dengan negara-negara berkembang, intrik mereka sudah diketahui oleh negara-negara berkembang dan masyarakat internasional, makin hari makin hilang pasarnya. 

Wang Wenbin dengan mengutip laporan statistik Bank Dunia menunjukkan, dari semua utang Afrika, utang yang dipegang badan moneter multilateral dan kreditor bisnis mencapai tiga perempat. Di antaranya utang yang dimiliki badan moneter multilateral , hampir 70 persen dipegang oleh Bank Dunia dan Badan Moneter Internasional (IMF). AS adalah pemegang saham terbesar Bank Dunia dan IMF, sedangkan dana moneter asal AS dan Eropa adalah kreditor bisnis terbesar Afrika, tak tercurigai mereka berkewajiban untuk berpartisipasi dan menyelesaikan masalah utang Afrika. 

Wang Wenbin mendesak pihak AS memikul tanggungjawabnya, berupaya lebih keras untuk mendorong badan monter multilateral dan kreditor bisnis secara substansif melibatkan diri dalam menangani masalah utang Afrika. 

Pewarta : CRI