Kamis, 18 Mei 2023 10:44:53 WIB

Peneliti Tiongkok Ungkap Kaitan Antara Asupan Gula Dengan Masalah Kesehatan Berbahaya
Kesehatan

AP Wira

banner

Ilustrasi gula. (Shutterstock)

CHENGDU, Radio Bharata Online - Sejumlah peneliti Tiongkok menemukan bahwa asupan gula makanan berkaitan dengan beberapa masalah kesehatan yang berbahaya, seperti penambahan berat badan dan penyakit jantung koroner.

Walau sudah banyak penelitian berfokus pada kaitan antara konsumsi gula dengan berbagai masalah kesehatan, sejumlah faktor seperti kekurangan dalam desain penelitian, pengukuran yang bervariasi, dan temuan yang tidak konsisten membuat sulit untuk menarik kesimpulan yang pasti.

Para peneliti dari Rumah Sakit di Tiongkok Barat berafiliasi di Universitas Sichuan secara sistematis mencari, mengekstraksi, dan menganalisis sejumlah besar data dari berbagai tinjauan sistematis yang dipublikasikan dan meta-analisis tentang kaitan antara konsumsi gula makanan dengan berbagai masalah kesehatan. Sumber-sumber data mereka termasuk PubMed, Embase, Web of Science, Cochrane Database of Systematic Review dan pencarian daftar referensi secara manual.

Setelah menganalisis 8.601 artikel penelitian terkait, para peneliti mendeteksi kaitan berbahaya yang signifikan antara konsumsi gula diet dan 18 masalah endokrin/metabolik, 10 masalah kardiovaskular, tujuh masalah kanker, dan 10 masalah lainnya (neuropsikiatri, gigi, hati, ostial, dan alergi). dan hasil penelitian tersebut telah dipublikasikan di British Medical Journal.

Mereka menunjukkan bahwa bukti kaitan berbahaya antara minuman berpemanis gula dengan perubahan berat badan, tambahan gula dengan akumulasi lemak ektopik, minuman berpemanis gula dengan obesitas pada anak-anak, minuman berpemanis gula dengan penyakit jantung koroner, dan minuman berpemanis gula dengan depresi tampaknya lebih reliabel dibandingkan hasil-hasil lainnya. Sementara itu, bukti kaitan antara konsumsi gula makanan dan kanker masih terbatas, tetapi masih memerlukan penelitian lebih lanjut.

Para peneliti Tiongkok juga merekomendasikan untuk mengurangi konsumsi gula bebas atau gula tambahan hingga di bawah 25 gram per hari (sekitar 6 sendok teh per hari) dan membatasi konsumsi minuman berpemanis gula hingga kurang dari satu porsi per pekan (sekitar 200 hingga 355 ml per pekan).

Guna mengubah pola konsumsi gula, terutama untuk anak-anak dan remaja, kombinasi dari pendidikan dan kebijakan kesehatan masyarakat yang tersebar luas di seluruh dunia sangat dibutuhkan, demikian dikatakan para peneliti.  

Xinhua

Komentar

Berita Lainnya

Kemenkes: Omicron XBB Terdeteksi di Indonesia Kesehatan

Minggu, 23 Oktober 2022 16:42:29 WIB

banner
5 Sarapan Bergizi untuk Menurunkan Berat Badan Kesehatan

Minggu, 6 November 2022 7:42:35 WIB

banner