Jumat, 30 Agustus 2024 13:38:34 WIB
Laporan Resmi: Filipina Terus Campuri Investigasi Tiongkok di Xianbin Jiao
International
Eko Satrio Wibowo

Xiong Xiaofei, Insinyur Senior di Pusat Ekologi Laut Tiongkok Selatan, Kementerian Sumber Daya Alam Tiongkok (CMG)
Beijing, Radio Bharata Online - Filipina telah berulang kali mengganggu operasi normal tim investigasi Tiongkok dari Mei hingga Juli 2024 di Xianbin Jiao, Kepulauan Nansha, menurut sebuah laporan yang dirilis pada hari Jum'at (30/8).
Dari tanggal 7 hingga 19 Mei 2024, tim investigasi Tiongkok menghadapi pemantauan dan gangguan terus-menerus dari pihak Filipina. Selama investigasi, kapal Penjaga Pantai Filipina berkode 9701 telah berlabuh secara ilegal di laguna Xianbin Jiao dan mengirim dua kapal kecil setiap hari untuk memantau dan mengganggu operasi investigasi.
"Pada tanggal 12 Mei, Filipina mengirim dua speedboat baja untuk menggantikan yang karet. Mereka juga mengerahkan penyelam dua kali untuk mengganggu operasi bawah air kami. Penjaga pantai Tiongkok segera menanggapi untuk menjaga investigasi kami," kata Xiong Xiaofei, Insinyur Senior di Pusat Ekologi Laut Tiongkok Selatan, Kementerian Sumber Daya Alam Tiongkok.
Kapal Filipina memasuki laguna Xianbin Jiao tanpa izin dan telah berada di sana sejak April 2024, yang secara serius melanggar kedaulatan Tiongkok, melanggar Deklarasi tentang Perilaku Para Pihak di Laut Tiongkok Selatan (Declaration on the Conduct/DOC), dan mengancam perdamaian dan stabilitas di Laut Tiongkok Selatan.
Xiong mengatakan tindakan Filipina juga telah menyebabkan kerusakan pada perairan dan lingkungan di dekatnya.
"Di bawah pengaruh gelombang dan arus, jangkar dan rantai kapal mereka terus-menerus merusak terumbu karang di dekatnya. Selain itu, speedboat mereka secara konsisten aktif di sekitar dasar terumbu karang, dan kami telah menemukan sampah berlabel Filipina di area jangkar kapal. Untuk menilai secara komprehensif dampak Kapal 9701 pada ekosistem terumbu karang setempat, pemeriksaan ketat diperlukan," kata Xiong.
Komentar
Berita Lainnya
Politisi Jerman Kritik Parlemen Eropa karena Tetap Operasikan Dua Kompleksnya di Tengah Krisis Energi International
Jumat, 7 Oktober 2022 8:37:55 WIB

Patung Kepala Naga dari Batu Pasir Berusia Ratusan Tahun Ditemukan di Taman Angkor Kamboja International
Jumat, 7 Oktober 2022 16:2:20 WIB

Tiga Ekonom Internasional Raih Hadiah Nobel Ekonomi 2022 International
Selasa, 11 Oktober 2022 12:41:19 WIB

Peng Liyuan serukan upaya global untuk meningkatkan pendidikan bagi anak perempuan International
Rabu, 12 Oktober 2022 8:34:27 WIB

Sekjen PBB Serukan Cakupan Sistem Peringatan Dini Universal untuk Bencana Iklim International
Sabtu, 15 Oktober 2022 8:59:46 WIB

Jokowi Puji Kepemimpinan Xi Jinping: Dekat dengan Rakyat, Memahami Betul Masalah yang Dihadapi Rakyat International
Senin, 17 Oktober 2022 13:29:21 WIB

Forum Pangan Dunia ke-2 Dibuka di Roma International
Selasa, 18 Oktober 2022 23:8:41 WIB

Australia Janji Pasok Senjata Buat Indonesia International
Jumat, 21 Oktober 2022 9:11:43 WIB

AS Pertimbangkan Produksi Senjata Bersama Taiwan International
Sabtu, 22 Oktober 2022 9:6:52 WIB

Pemimpin Sayap Kanan Giorgia Meloni Jadi PM Wanita Pertama Italia International
Sabtu, 22 Oktober 2022 11:57:58 WIB

Krisis Di Inggris Membuat Jutaan Warga Sengaja Tidak Makan Biar Hemat International
Minggu, 23 Oktober 2022 7:54:8 WIB

Gunung Kilimanjaro di Tanzania Dilanda Kebakaran International
Minggu, 23 Oktober 2022 15:24:53 WIB

Para Pemimpin Negara Ucapkan Selamat atas Terpilihnya Kembali Xi Jinping International
Senin, 24 Oktober 2022 11:47:39 WIB

Menlu ASEAN Akan Gelar Pertemuan Khusus di Indonesia Bahas Myanmar International
Senin, 24 Oktober 2022 16:57:17 WIB

Konser di Myanmar Berubah Menjadi Horor Saat Serangan Udara Militer Tewaskan Sedikitnya 60 Orang International
Selasa, 25 Oktober 2022 10:2:29 WIB
